Andika Perkasa Bercerita Terkait Tekanan Saat Jadi KSAD di Pilpres 2019
Andika mengatakan tekanan itu dialaminya ketika dirinya menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo - Mahfud MD, Andika Perkasa menceritakan ketika dirinya mendapat tekanan pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019.
Andika mengatakan tekanan itu dialaminya ketika dirinya menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).
Hal ini disampaikan Andika terkait munculnya aksi pencopotan baliho pasangan Ganjar-Mahfud di beberapa daerah yang diduga dilakukan aparat.
Baca juga: Andika Perkasa Yakin TNI Tetap pada Relnya di Bawah Pimpinan Jenderal Agus
"Yang ingin saya katakan, tekanan itu pasti ada, pasti ada. Karena lima tahun lalu 2019 saya kan sebagai KSAD dan saya menghadapi tekanan," kata Andika dalam jumpa pers di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta, Senin (13/11/2023).
Mantan Panglima TNI ini menyebut semua tergantung masing-masing apakah menerima tekanan tersebut.
"Tinggal kita memilih. Saya memilih mau ditekan atau enggak," ujar Andika.
Namun, Andika menegaskan dirinya ditolak ketika mendapatkan tekanan memenangkan salah satu kandidat saat menjadi KSAD.
"Saya pastikan (Pilpres) 2019 saya tidak memberikan perintah apapun untuk memenangkan salah satu calon waktu itu, walaupun tekanan yang cukup berat," ucapnya.
Baca juga: Peluang Susi Pudjiastuti Gabung TPN Ganjar-Mahfud, Ini Kata Andika Perkasa
Karenanya, dia mengapresiasi ketika seluruh komponen ASN, TNI-Polri dilibatkan dalam tugas penyelenggaran Pilpres hingga Pileg.
"Tetaplah profesional kalau memang aturannya sudah sangat jelas. Kalaupun ada oknum-oknum, bukan hanya di bawah, bisa saja oknum itu di atas," imbuh Andika.