Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Megawati Minta Kecurangan Pemilu Dicegah, Pengamat: Memang Ada Indikasi

Pengamat politik mengatakan memang ada indikasi kecurangan dalam Pemilu 2024.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Megawati Minta Kecurangan Pemilu Dicegah, Pengamat: Memang Ada Indikasi
Tangkapan layar tayangan YouTube PDIP
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri buka suara tentang apa yang terjadi di Mahkamah Konstitusi belakangan ini, Minggu, (12/11/2023). Pengamat politik menganggap ada indikasi kecurangan dalam pemilu. 

TRIBUNNEWS.COM – Pengamat politik Airlangga Pribadi mengatakan ada indikasi kecurangan dalam Pemilu 2024.

Hal itu disampaikan Airlangga menanggapi pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tentang dugaan adanya kecurangan.

Menurut Airlangga belakangan ini memang terlihat adanya rentetan proses politik yang mengindikasikan kecurangan.

“Kita lihat misalnya mulai dari apa yang diutarakan oleh Bu Megawati tentang candidacy Mas Gibran Rakabuming yang memiliki persoalan kontroversi secara etis, dan kemudian secara prosedur hukum di Mahkamah Konstitusi dan ternyata bermasalah,” kata Airlangga dalam acara Kompas Malam, Minggu, (12/11/2023).

Airlangga juga menyebut adanya indikasi pemanfaatan hukum sebagai alat kekuasaan.

“Indikasi-indikasi penggunaan aparat kekuasaan yang kemudian berjalan untuk pemenangan suatu kelompok tertentu atau misalnya pencabutan balho-baliho terhadap kandidat tertentu, salah satunya kemudian yang ditekankan yang dihadapi oleh kandidat Pak Ganjar dan Pak Mahfud MD," ujarnya.

Baca juga: Kondisi Politik Terkini Versi Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi

Airlangga berkata hal-hal di atas kemudian dianggap oleh Megawati sebagai indikasi bakal terjadinya kecurangan yang besar.

Berita Rekomendasi

"Tapi yang dikhawatirkan misalnya dari beberapa indikasi seperti pencabutan baliho dan preseden yang kemarin muncul terkait dengan conflict of interest dan penggunaan Mahkamah Konstitusi bagi kepentingan kekuasaan dan banyak lagi hal yang lain," ucap dia.

Menurut Airlangga hal itu mengindikasikan keterlibatan aparat kekuasaan yang mungkin akan berlangsung pada Pemilu 2024.

Akademisi dari Universitas Airlangga itu mengatakan jika pemilu tidak berjalan dengan adil, siapa pun pemenangnya akan mendapatkan cacat legitimasi dan memiliki persoalan etis.

Di samping itu, pemerintahan yang muncul lewat pemilu yang tidak adil akan memunculkan masalah kepercayaan dari masyarakat.

Baca juga: Saat Megawati dan Surya Paloh Bersuara, Sindir Kecurangan Pemilu Hingga Kritik Anak Jadi Cawapres

Dia berujar apa yang disampaikan Megawati adalah bagian dari keresahan publik

“Sehingga beliau menekankan dalam pidatonya tentang suara hati nurani menjadi penting karena itu terhubung dengan sentimen dan keprihatinan yang muncul dari kalangan masyarakat sipil," kata dia.

Megawati minta kecurangan dicegah

Sebelumnya, dalam video yang ditayangkan di kanal YouTube PDIP hari Minggu, (12/11/2023), Megawati meminta kecurangan dalam pemilu dicegah.

“Jangan biarkan kecurangan pemilu yang akhir ini yang terlihar mulai akan terjadi lagi. Gunakan hak pilihmu dengan tuntutan nurani," kata Megawati.

Selain itu, dia juga mengatakan rekayasa hukum tidak boleh terjadi lagi di tanah air.

Beberapa waktu lalu MK mengeluarkan putusan yang memicu polemik lantaran putusan itu membuka jalan bagi putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, untuk menjadi cawapres.

"Apa yang terjadi di Mahkamah Konstitusi akhir-akhir ini telah menyadarkan kita semua, berbagai manipulasi hukum kembali terjadi. Itu semua akibat praktik kekuasaan, yang telah mengabaikan kebenaran hakiki, politik atas dasar nurani," katanya.

Baca juga: Capres-Cawapres Ditetapkan Besok, Megawati Cium Kecurangan Pemilu Hingga TKN Prabowo-Gibran Bereaksi

Megawati kemudian memuji Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) yang menjatuhkan sanksi kepada sejumlah hakim konstitusi yang dinyatakan melanggar kode etik.

Menurut dia putusan MKMK telah memberikan cahaya terang di tengah kegelapan demokrasi.

Putusan MKMK itu, kata Megawati, adalah bukti bahwa kekuatan moral, politik kebenaran, dan politik akal sehat, tetap berdiri kokoh meski menghadapi rekayasa hukum konstitusi.

Megawati menyayangkan adanya rekayasa itu. Dia mengaku sudah berulang kali berkata bahwa konstitusi harus diikuti dengan selurus-lurunya.

"Konstitusi tidak hanya ditaati sebagai hukum dasar tertulis. Namun, memiliki roh," katanya.

Putri Bung Karno itu menyebut konstitusi mewakili kehendak, tekad, dan cita-cita tentang tata pemerintahan negara seperti yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa.

Baca juga: Megawati Larang Kader PDIP Serang Kewibawaan Presiden Jokowi

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas