Pidato Ganjar Gambarkan Kondisi Demokrasi Indonesia, Cak Imin: Kalau Ada Pemain Curang Diteriaki
Ganjar menyebut beberapa tokoh agama, guru-guru bangsa, seniman, budayawan hingga aktivis mahasiswa menyuarakan kegelisahan terhadap demokrasi
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dosen Departemen Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Airlangga (Unair) Airlangga Pribadi Kusman merespons pidato calon presiden (capres) Ganjar Pranowo setelah pengundian nomor urut di KPU RI pada Selasa (14/11/2023).
Di mana, Ganjar menyebut beberapa tokoh agama, guru-guru bangsa, seniman, budayawan hingga aktivis mahasiswa menyuarakan kegelisahan terhadap demokrasi saat ini.
Baca juga: Dilaporkan ke DKPP Atas Pelanggaran Etik, KPU: Sudah Jalankan Tahapan Pilpres Sesuai Aturan
Hal ini terkait putusan MK Nomor 90/PUU-XXI/2023 yang diduga upaya meloloskan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo Subianto.
“Sepertinya hal ini berhubungan dengan kontroversi terkait indikasi instrumentalisasi hukum bagi kepentingan kekuasaan dan terjadinya conflict of interest dari Ketua Hakim MK Anwar Usman dalam gugatan pasal yang disetujui yang memberi ruang bagi pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai kandidat (calon) wakil presiden Prabowo Subianto,” kata Airlangga dalam keterangannya dikutip pada Kamis (16/11/2023).
Baca juga: Tiga Cara Intelijen Asing Ikut Cawe-cawe di Pilpres 2024, Ini Modus yang Bisa Dipakai
Menurut Airlangga, putusan sarat kepentingan tersebut merendahkan kepercayaan publik terhadap integritas Pemilu yang bebas intervensi.
Dia menilai putusan itu menyebabkan harapan agar Pilpres menuju persatuan Indonesia tercederai dengan drama korea (drakor) yang membuat demokrasi tidak sedang baik-baik saja.
Airlangga menegaskan pidato Prabowo menekankan pentingnya Pemilu secara adil dan tanpa kecurangan perlu mendapat catatan kritis.
Sebab, Gibran merupakan putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Keterlibatan ini menimbulkan kontradiksi antara penegasan yang disampaikan dan realitas politik yang terjadi," ujarnya.
Apalagi, kata Airlangga, Gibran maju sebagai cawapres Prabowo melalui proses yuridis yang cacat etis.
Sehingga, dia menuturkan hal tersebut memunculkan kontradiksi antara penegasan yang disampaikan dengan realitas politik yang terjadi.
“Tekanan pada pentingnya merawat demokrasi agar dinamika politik kita tidak mundur ke belakang pada jaman ketertutupan otoritarianisme merupakan point yang penting dalam proses elektoral 2024," imbuh Airlangga.
Baca juga: Jadwal Lengkap Masa Kampanye Pilpres 2024, Mulai Akhir November 2023, Simak Hal yang Dilarang
Saat Prabowo Keluarkan Jurus Jogetnya
Calon Presiden Prabowo Subianto tampak semringah usai menjalani rangkaian pengundian nomor urut peserta Pemilu 2024 di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Selasa (14/11/2023) malam.
Momen Prabowo terlihat semringah itu ditandai saat dirinya mengeluarkan 'jurus' jogetan khasnya usai menyampaikan pidato dalam acara tersebut.
Sebelum momen joget tersebut, Prabowo juga sempat menyalami pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang sudah menunggunya di bawah podium.
Bukan tanpa alasan Anies dan Gus Imin menunggu Prabowo-Gibran, pasalnya pada saat menyampaikan pidato, Prabowo sempat menyanjung paslon Capres dan Cawapres dari Koalisi Perubahan tersebut khususnya Muhaimin Iskandar.
"Kami sependapat dengan pasangan calon nomor satu (Anies-Muhaimin), khususnya yang disampaikan Gus Muhaimin sahabat lama saya," ujar Prabowo.
Adapun dari hasil pengundian sendiri, pasangan Prabowo-Gibran mendapat nomor urut 2 untuk mengarungi konstelasi Pemilu 2024.
Sementara pasangan Anies-Muhaimin mendapat nomor urut 1 dan paslon Ganjar-Mahfud MD dapat nomor urut 3.
Baca juga: Barisan Pendukung Prabowo-Gibran di Pilpres: Dari Kalangan Parpol, Pengusaha hingga Eks Jenderal
Cak Imin: Kalau Ada Pemain Curang Tolong Diteriaki
Calon Wakil Presiden (Cawapres) dari Koalisi Perubahan, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menganalogikan pemilu seperti sepak bola.
Hal itu disampaikannya dalam pidato, pada acara pengundian nomor urut Capres-Cawapres 2024, di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jakarta Pusat, Selasa (14/11/2023).
Baca juga: Pantun Prabowo Untuk Cak Imin Usai Pengundian Nomor Urut, Singgung Jangan Lupa Teman Lama
Cak Imin mengatakan, dalam pemilu 2024 nanti, publik ingin melihat para Capres-Cawapres sebagai 'pemain' atau pelaku utamanya berkompetisi secara sportif dan terbuka.
"Kepada seluruh masyarakat rakyat bangsa Indonesia lihatlah pemilu ini ibarat seperti kompetisi pertandingan sepak bola, kita ingin menyaksikan tim masing-masing capres dan cawapres bermain secara sportif dan bermain secara terbuka," ucap Cak Imin, di Jakarta, Selasa ini.
Kemudian, Cak Imin menuturkan, jika melihat pemilu seperti sepak bola, maka rakyat punya kesempatan untuk menyaksikannya dengan bahagia.
Terkait hal itu, ia menyinggung, jika dalam pemilu atau dalam hal ini kompetisinya ditemukan kecurangan, maka publik bisa meneriaki 'pemain' yang curang tersebut.
"Kalau ada pemain yang bersifat curang tolong diteriaki supaya tidak curang, kalau ada wasit merangkap pemain, kita foto dan kita sebarluaskan. Kalau ada wasit yang curang kita laporkan kepada FIFA sebagai lembaga tertinggi. Kalau ada pemain yang nakal dan tackeling lawan, foto dan viralkan ke seluruh penjuru, itulah pemilu yang saling menjaga," tegasnya.
Sebab, menurut Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, pemilu adalah taruhan bangsa Indonesia.
"Kalau pemilu berjalan dengan baik, legitimate, objektif Insya Allah negeri ini akan tetap bersatu kuat dan berhasil membangun. Kalau pemilu ini berjalan dengan jujur, adil insya Allah pembangunan akan lancar selancar-lancarnya," ucap Cak Imin. (*)