Profil 3 Eks Pimpinan KPK yang Jadi Dewan Pakar Tim Pemenangan Anies-Muhaimin
Inilah profil tiga eks pimpinan KPK yang masuk ke dalam jajaran Tim Pemenangan Nasional (Timnas) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN).
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Inilah profil tiga eks pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang masuk ke dalam jajaran Tim Pemenangan Nasional (Timnas) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau Cak Imin (AMIN).
Diketahui, sebanyak 700 tokoh masuk ke dalam susunan Timnas AMIN.
Struktur tersebut terbagi dalam Dewan Pembina, Dewan Penasihat, Dewan Pertimbangan, Captain Team, Deputi, Dewan Pakar, Juru Bicara, dan Tim Kampanye Daerah.
Baca juga: Mantan Ketua MK Hamdan Zoelva Ditunjuk Jadi Ketua Dewan Pakar Timnas AMIN, Ini Sepak Terjangnya
"Dewan pakar, Ketua Hamdan Zoelva, Wakil Ketua Amin Subekti, Sekretaris Wijayanto Samirin," kata Cawapres Nomor Urut 1 Muhaimim Iskandar atau Cak Imin saat mengumumkan Timnas AMIN, di Jalan Diponegoro 10, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (21/11/2023).
Untuk unsur Dewan Pakar Timnas AMIN, terdapat beberapa tokoh yang pernah bertugas di KPK. Mereka bertiga adalah Thony Saut Situmorang, Abraham Samad dan Bambang Widjojanto.
Lantas seperti apa profil singkat ketiga sosok yang pernah bekerja di KPK itu? Simak penjelasannya di bawah ini.
1. Saut Situmorang
Thony Saut Situmorang atau dikenal sebagai Saut Situmorang lahir pada 20 Februari 1959.
Saut merupakan salah satu pimpinan KPK masa bakti 2015-2019.
Kala itu, ia bersama tiga orang lainnya terpilih untuk mendampingi Ketua KPK, Agus Rahardjo.
Namun, Saut mengundurkan diri dari jabatannya pada 12 September 2019 karena kasus Revisi Undang-Undang KPK.
Sebelumnya, Saut berkiprah dengan masuk ke BIN pada 1987. Pada rentang waktu 1997-2001, ia menjabat sebagai Sekretaris III KBRI Singapura.
Setelah itu, Saut Situmorang pindah tugas. Ia menjabat sebagai Sekretaris I KBRI Canberra, Australia, pada tahun 2008 hingga 2011.
Pada tahun 2013, ia juga menjadi Sekretaris Program Pendidikan Regular Angkatan ke-50 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) pada 2013.
Abraham Samad lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 27 November 1966.
Ia merupakan seorang advokat yang pernah menjadi Ketua KPK periode 2011-2015.
Abraham menyelesaikan pendidikan dan meraih gelar sarjana hingga doktor dari Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Makassar. Gelar doktor ia raih pada tahun 2010.
Dalam perjalanan kariernya, pria berusia 56 tahun itu memilih menjadi seorang advokat.
Profesinya sebagai advokat semakin vokal ketika ia juga sebagai aktivis antikorupsi.
Abraham Samad merupakan penggagas berdirinya Anti Corruption Committee (ACC) di Sulawesi Selatan.
Semenjak saat itu, karier Abraham Samad terus meningkat. Ia terpilih menjadi Ketua KPK pada usia 45 tahun.
Abraham Samad menjadi pemimpin KPK bersama Zulkarnain, Bambang Widjojanto, Busyro Muqoddas, Adnan Pandu Praja.
Bambang Widjojanto lahir di Jakarta pada 18 Oktober 1959.
Bambang menempuh pendidikan dasar dan menengah di Jakarta.
Setelah lulus dari SMA, Bambang Widjojanto sempat melanjutkan ke Universitas Indonesia mengambil Sastra Belanda, tetapi tidak selesai.
Ia kemudian mengambil jurusan Hukum di Universitas Jayabaya, Jakarta dan berhasil lulus meraih gelar sarjana pada 1985. Bambang lantas melanjutkan kuliahnya ke London, Inggris.
Pria berusia 64 tahun itu mengambil konsentrasi The School of Oriental and African Studies (SOAS), University of London dan berhasil lulus pada tahun 2001.
Bambang Widjojanto kemudian pulang ke Indonesia dan melanjutkan kuliahnya di Universitas Padjajaran, Bandung mengambil S-3 Ilmu Hukum dan lulus pada tahun 2009.
Karier Bambang Widjojanto bermula ketika ia bergabung dengan beberapa Lembaga Bantuan Hukum (LBH) seperti LBH Jakarta dan LBH Jayapura (1986-1993).
Bambang Widjojanto juga tercatat ikut mendirikan beberapa lembaga seperti Konsorsium Reformasi Hukum Nasional (KRHN), Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak kekerasan (Kontras), dan Indonesian Corruption Watch (ICW).
Kariernya terus berkembang. Nama Bambang Widjojanto kemudian dikenal luas oleh masyarakat ketika ia terpilih sebagai Wakil Ketua KPK periode 2011 sampai 2015.
(Tribunnews.com/Deni/Reza Deni)(TribunnewsWiki.com/Ahmad Nur Rosikin)