Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tanggapi Pihak yang Kritik Jargon Gemoy, Gerindra: Itu Karena Tak Mampu Isi Kreativitas di Politik 

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani merespons soal adanya pihak mengkritik jargon 'gemoy' yang selama ini melekat untuk pasangan Prabowo-Gibran.

Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Tanggapi Pihak yang Kritik Jargon Gemoy, Gerindra: Itu Karena Tak Mampu Isi Kreativitas di Politik 
Tribunnews.com/ Mario Christian Sumampow
Cawapres Gibran Rakabuming Raka memegang ornamen dari styrofoam bertuliskan gemoy setelah berlangsungnya proses pengundian dan penetapan nomor urut peserta Pilpres 2024 di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jakarta, Selasa (14/11/2023). Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani merespons soal adanya pihak mengkritik jargon 'gemoy' yang selama ini melekat untuk pasangan Prabowo-Gibran. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani merespons soal adanya pihak mengkritik jargon 'gemoy' yang selama ini melekat untuk pasangan Prabowo-Gibran.

Satu di antara pihak yang menyampaikan demikian adalah calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo.

Ganjar menyebut, dalam berkampanye dirinya tidak mau menggiring pemilih muda hanya dengan sebuah jargon atau gaya.

Menyikapi hal itu, Muzani menyatakan, identitas gemoy dan santuy yang disematkan kepada Prabowo-Gibran merupakan satu di antara kreasi dan inovasi di ruang politik Indonesia yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman. 

Terlebih, dia mengklaim kalau saat ini generasi milenial tengah menggandrungi pasangan tersebut. 

"Kegandrungan itu disebabkan kami melakukan inovasi dan kreasi terhadap kebutuhan jaman hari ini. Maka Pak Prabowo yang posisinya seperti itu dikemas menjadi gemoy. Tapi kreativitas yang menjadi gemes kepada Prabowo akhirnya menimbulkan efek positif di kalangan milenial dan gen Z," kata Muzani dalam keterangannya, Rabu (29/11/2023).

Dengan begitu, Muzani menganggap pihak-pihak yang mengkritik Prabowo-Gibran karena kegandrungan milenial atas gemoy itu adalah sebuah serangan politik.

BERITA TERKAIT

Kata dia, kondisi itu terjadi disebabkan karena pihak yang dimaksud tidak memiliki kemampuan untuk mengisi ruang kreativitas dan inovasi dalam berpolitik.  

"Jangan serang kami ketika kreativitas dan inovasi yang kita lakukan dengan santuy, dengan gemoy dianggap menghilangkan substansi demokrasi," kata dia.

Baca juga: Strategi Komunikasi Profetik Prabowo Lewat Joget Gemoy

Meski begitu, Muzani meminta kepada seluruh pendukung Prabowo-Gibran terkhusus kader Gerindra untuk tetap tenang.

Dirinya meminta agar seluruh pendukung tetap bisa meyakinkan para pemilih bahwasanya jargon gemoy atau gimik bukan sesuatu yang melanggar prinsip demokrasi.

"Substansi demokrasi adalah kemampuan kita meyakinkan pemilih agar rakyat tertarik terhadap apa yang mereka harapkan," kata diam

"Ini situasi yang kita hadapi hari ini dan saya berharap semua kader Gerindra tenang-tenang saja, santai-santai saja, senyumin saja. Karena rakyat pada akhirnya akan menentukan pilihannya di kotak suara," tukas Muzani.

Sebelumnya, Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo membuka suara mengenai narasi politik "gemoy" yang diidentikkan untuk pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas