Tanggapi Pihak yang Kritik Jargon Gemoy, Gerindra: Itu Karena Tak Mampu Isi Kreativitas di Politik
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani merespons soal adanya pihak mengkritik jargon 'gemoy' yang selama ini melekat untuk pasangan Prabowo-Gibran.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Theresia Felisiani
![Tanggapi Pihak yang Kritik Jargon Gemoy, Gerindra: Itu Karena Tak Mampu Isi Kreativitas di Politik](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/gibran-rakabuming-raka-memegang-ornamen-dari-styrofoam-bertuliskan-gemoy.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani merespons soal adanya pihak mengkritik jargon 'gemoy' yang selama ini melekat untuk pasangan Prabowo-Gibran.
Satu di antara pihak yang menyampaikan demikian adalah calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo.
Ganjar menyebut, dalam berkampanye dirinya tidak mau menggiring pemilih muda hanya dengan sebuah jargon atau gaya.
Menyikapi hal itu, Muzani menyatakan, identitas gemoy dan santuy yang disematkan kepada Prabowo-Gibran merupakan satu di antara kreasi dan inovasi di ruang politik Indonesia yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Terlebih, dia mengklaim kalau saat ini generasi milenial tengah menggandrungi pasangan tersebut.
"Kegandrungan itu disebabkan kami melakukan inovasi dan kreasi terhadap kebutuhan jaman hari ini. Maka Pak Prabowo yang posisinya seperti itu dikemas menjadi gemoy. Tapi kreativitas yang menjadi gemes kepada Prabowo akhirnya menimbulkan efek positif di kalangan milenial dan gen Z," kata Muzani dalam keterangannya, Rabu (29/11/2023).
Dengan begitu, Muzani menganggap pihak-pihak yang mengkritik Prabowo-Gibran karena kegandrungan milenial atas gemoy itu adalah sebuah serangan politik.
Kata dia, kondisi itu terjadi disebabkan karena pihak yang dimaksud tidak memiliki kemampuan untuk mengisi ruang kreativitas dan inovasi dalam berpolitik.
"Jangan serang kami ketika kreativitas dan inovasi yang kita lakukan dengan santuy, dengan gemoy dianggap menghilangkan substansi demokrasi," kata dia.
Baca juga: Strategi Komunikasi Profetik Prabowo Lewat Joget Gemoy
Meski begitu, Muzani meminta kepada seluruh pendukung Prabowo-Gibran terkhusus kader Gerindra untuk tetap tenang.
Dirinya meminta agar seluruh pendukung tetap bisa meyakinkan para pemilih bahwasanya jargon gemoy atau gimik bukan sesuatu yang melanggar prinsip demokrasi.
"Substansi demokrasi adalah kemampuan kita meyakinkan pemilih agar rakyat tertarik terhadap apa yang mereka harapkan," kata diam
"Ini situasi yang kita hadapi hari ini dan saya berharap semua kader Gerindra tenang-tenang saja, santai-santai saja, senyumin saja. Karena rakyat pada akhirnya akan menentukan pilihannya di kotak suara," tukas Muzani.
Sebelumnya, Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo membuka suara mengenai narasi politik "gemoy" yang diidentikkan untuk pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.