Kampanye Ganjar di Kaltim: Diangkat Jadi Warga Kehormatan Adat Dayak hingga Sambangi Pasar Loa Kulu
Di Kaltim, Ganjar melakukan sejumlah aktivitas, bertemu dengan pendukungnya, hingga diangkat menjadi warga kehormatan adat Dayak Kalimantan Timur.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Capres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo melakukan kampanyenya di Kalimantan Timur, sejak Selasa kemarin hingga Rabu (6/12/2023) ini
Di sana, Ganjar melakukan sejumlah aktivitas, bertemu dengan pendukungnya, hingga diangkat menjadi warga kehormatan adat Dayak Kalimantan Timur.
Berikut sejumlah aktivitas yang dilakukan Ganjar Pranowo selama di Kalimantan Timur.
Diangkat Jadi Warga Kehormatan Adat Dayak Kaltim
Ganjar Pranowo diangkat sebagai warga kehormatan Adat Dayak Kenyah Kalimantan Timur.
Hal itu berlangsung saat Ganjar menghadiri acara ramah tamah dengan tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh lintas agama yang ada di Balikpapan, Kalimantan Timur, di Swiss-Bell Hotel, Balikpapan, Selasa (5/12/2023).
Pengangkatan itu melalui proses penyematan pakaian adat Dayak Kenyah Kalimantan Timur.
Ganjar diberikan berupa Rompi, Kalung manik (Uleng Inoq), Gelang Manik (Leko Inoq), Topi Kebesaran Adat (Bluko) dan Mandau (Suahpuk Sauptulang).
Pengangkatan warga kehormatan Adat Dayak Kenyah Kalimantan Timur dan penyematan pakaian itu langsung diserahkan oleh Bapak Ajang Kedung selaku Kepala Adat Besar Dayak Kenyah Kalimantan Timur.
“Pertama penyematan prosesi pakaian adat menandakan bahwa beliau Pak Ganjar diangkat dijadikan warga kehormatan adat Dayak Kalimantan Timur. Namun di dalam hal ini kita dilakukan secara Adat Dayak Kenyah secara simbolis,” ungkap Ajang Kedung di Hotel Swiss-bell, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Adapun pakaian adat Dayak Kenyah Kalimantan Timur yang diberikan kepada Ganjar, mempunyai maksud tersendiri. Misalnya, Rompi Adat melambangkai Sapeikrei yaitu melindungi Ganjar dari hal-hal yang tidak baik.
Kemudian, Kalung manik (Uleng Inoq) melambangkan amanah masyarakat adat kepada Ganjar Pranowo sebagai pemimpin besar dan pemimpin bangsa yang amanah.
Sementara, Ganjar Pranowo merasa bahagia karena kedatangannya di Kalimantan Timur bisa diterima dengan baik. Bahkan, sampai diberikan penyematan pakaian Adat Dayak Kenyah Kalimantan Timur.
“Saya senang, bahagia karena mendapatkan sambutan yang luar biasa,” ucap Ganjar.
Sambangi Pasar Loa Kulu
Ratusan massa relawan tampak antusias saat calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo menyambangi Pasar Selasa Loa Kulu di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (6/12/2023).
Berdasarkan pantauan Tribunnews.com, Ganjar yang tiba di Pasar Selasa Loa Kulu sekitar pukul 11.32 WITA langsung disambut dengan teriakan 'Hidup Pak Ganjar Presiden Kita' oleh massa relawan dan pedagang.
Massa relawan yang mayoritas memakai kaos berwarna merah khas salah satu partai pengusung Ganjar tampak berusaha meraih perhatian capres tersebut dengan meneriakan nama eks Gubernur Jawa Tengah itu.
Ganjar yang berjalan perlahan memasuki area pasar pun juga terlihat sambil menyalami para pendukung dan pedagang di area tersebut.
Pada saat Ganjar berjalan terdengar cukup keras teriakan yang dilontarkan oleh para relawan dan pedagang di lokasi pasar.
"Hidup Pak Ganjar Presiden Kita," seru para relawan itu.
Sowan ke Sultan Kutai Kartanegara
Ganjar Pranowo juga sowan ke Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Sultan Aji Muhammad Arifin, Rabu (6/12/2023).
Dalam safari politiknya di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, kedatangan mantan Gubernur Jawa Tengah itu pun langsung disambut ritual tepong tawar, ketikai lepas dan beras kuning.
Ritual adat ini dilakukan langsung oleh Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura, Aji Muhammad Arifin.
Ritual tersebut merupakan ritual yang wajib dilakukan saat tamu dari luar daerah tiba di tanah Borneo, khususnya di Kaltim sebagai upacara ritual penyambutan tamu.
Prosesi ini bermakna harapan agar Ganjar Pranowo dijauhkan dari marabahaya dan mendapatkan perlindungan dari Yang Mahakuasa.
Rangkaian ini diawali dengan prosesi tepung tawar dengan memercikkan tepung tawar ke tubuh Ganjar Pranowo, di antaranya tangan dan punggung dan kaki, kemudian menaburkan beras kuning.
Kemudian, Ganjar juga melakukan ketikai lepas, di mana janur kuning yang direndam tersebut dipegang dan ditarik lalu dibuang ke belakang tubuhnya.
Setelah prosesi tersebut, Ganjar beserta rombongan tampak menyapa relawan yang menyempatkan datang ke Kedaton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
Sumber: TRIBUN KALTIM