Perludem Menilai Usulan Debat Capres-Cawapres Gunakan Bahasa Inggris Berlebihan dan Tidak Diperlukan
Dikatakan dosen hukum Universitas Indonesia itu debat merupakan edukasi pemilih mendapatkan visi misi program.
Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menilai usulan debat capres gunakan bahasa Inggris suatu hal yang berlebihan dan tidak diperlukan publik.
Diketahui Ketua Tim Kampanye Daerah Prabowo-Gibran Sumatera Barat Andre Rosiade usulkan debat capres-cawapres gunakan bahasa Inggris.
Baca juga: Format Ideal Debat Capres-Cawapres Menurut IPR, Ada 3 Hal
"Tidak usah mengukur kinerja calon berlebihan, sesuai dengan konteksnya saja. Audiensi pemilih Indonesia adalah warga negara Indonesia," kata Titi ditemui di Universitas Indonesia, Depok, Selasa (5/12/2023).
Menurutnya ada forum-forum yang memang diperlukan untuk misalnya capres berbahasa Inggris.
"Tetapi debat berbahasa Inggris menurut saya tidak dibutuhkan dalam konteks tujuan debat itu sendiri," jelasnya.
Baca juga: Wapres Maruf Amin Usul Format Debat: 2 Kali Capres, 2 Kali Cawapres, 1 Kali Bersama Lebih Elok
Dikatakan dosen hukum Universitas Indonesia itu debat merupakan edukasi pemilih mendapatkan visi misi program.
Ia menyebutkan kalau memang dirasa ada forum yang perlu disasar dengan bahasa Inggris, buat forum khusus saja.
"Audiensi peserta kampanye itu adalah warga negara Indonesia yang berbahasa Indonesia. Jadi jangan karena kompetisi intensinya justru saling menjatuhkan," tegasnya.
Menurutnya debat capres berbahasa Inggris suatu hal yang berlebihan tidak sesuai konteks kebutuhan dan makna dari debat capres-cawapres.
"Audiens kita yang notabene adalah masyarakat Indonesia seharusnya menerima pesan debat secara mudah, sederhana dan tepat sasaran," tegasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.