Alam Ganjar Cerita Soal Obrolan Meja Makan hingga Pijat Ganjar Pranowo Usai Pulang Kampanye
Sekelumit cerita Alam Ganjar soal diskusi makan malam bersama ayah dan bunda hingga pijat sang ayah usai pulang kampanye.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Theresia Felisiani
Lalu, sebagai seorang anak yang ayahnya sedang maju sebagai Capres, Alam tentu akan memberikan dukungan moril secara penuh kepada Ganjar Pranowo.
Namun, dukungan itu tak ditunjukan dalam bentuk kampanye untuk mencoblos dan pilih sang ayah. Tapi, lebih kepada 'belanja masalah' yang ada di anak-anak muda.
Sehingga nantinya, permasalah itu akan disampaikan kepada Ganjar Pranowo sebagai bagian catatan yang harus diselesaikan ke depan.
Berikut petikan wawancara khusus Alam Ganjar dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra terkait perannya membantu Ganjar Pranowo serta ruang diskusi keluarga dalam menyelesaikan persoalan yang ada di anak-anak muda:
Seperti dalam pembukaan saya Mas Alam, bahwa Bapak telah ditetapkan komisi pemilihan umum sebagai calon Presiden Republik Indonesia, bersama Pal Mahfud Md sebagai calon wakil presiden. Apa yang anda rasakan ketika ayah, ini ramai sebagai capres yang luar biasa dengan 270 juta jiwa penduduk. Bagaimana perasaan batinmu?
Kalau perasaan batin ya, itu pasti ada rasa sedikit kaya, wah ini tanggung jawab yang besar, tapi di sisi lain juga saya tidak menaruh begitu dalamnya sentimen di dalam diri saya, biar nanti apapun yang saya lakukan itu tidak ditutupi oleh emosi yang berlebihan. Ya karena ya itu kembali lagi politik itu rasional, jadi harus dibalut dengan rasionalitas dan cara menanggulanginya adalah meredam sentimen dan segala macem.
Mas, bapak itu sebelum ditetapkan KPU jauhnya tanggal 21 April 2023 telah dideklarasikan oleh PDI perjuangan melalui Bu Megawati sebagai bakal calon presiden. Nah apa yang diceritakan Bapak kepada anda ketika partai sudah menetapkan bahwa sebagai calon presiden apa yang disampaikan Mas Ganjar kepada Mas Alam?
Setelah ditetapkan itu Bapak menitip pesan kalau ini tuh tugas yang luar biasa besar, jadi ayah saya manggilnya, Ayah mohon untuk kita bisa saling menjaga satu sama lain.
Jadi satu keluarga ini kita bergerak untuk menjaga satu sama lain, karena Ayah pun tidak mau mengganggu kehidupanku kehidupannya Ibu, begitulah aku, jangan sampai ada aktivitas keputusan atau perilaku yang bisa menghambat Ayah maupun bunda.
Mas, setelah ditetapkan sebagai bakal calon, memang sebelumnya serangan sudah ada. serangan makin gencar macam-macam lah, lewat sosial media lewat media lain. Mas Alam menghadapi berbagai serangan terhadap ayah, apa ya Mas Alam lakukan?
Kalau aku itu menganggap serangan itu apa ini saya apa seleksi dulu ini, konstruktif, konstruktif gitu ini saya baca satu-satu.
Saya baca satu-satu, karena itu merupakan sebuah kritik yang membangun dan itu bisa menjadi bahan dasar evaluasi kita. jadi kita baca kita refleksikan diri, Oh ternyata benar kita bisa berkembang lebih baik lagi yaitu menjadi basisnya kita.
Nah kalau yang deskruktif, kita baca biar kita tahu bagaimana rasanya untuk digenggam dan bagaimana kita melihat kalau kita itu tidak bisa memasang semua orang dan pasti ada saja pihak yang memang tidak setuju.
Tapi itu biasanya diobrolin sama ayah enggak?