Disebut Tukang Fitnah oleh KPU Imbas Kritik Gibran, Roy Suryo Tak Terima: Pencemaran Nama Baik
Roy Suryo tidak terima disebut sebagai tukang fitnah oleh Ketua KPU Hasyim Asy'ri, sebut ada indikasi pencemaran nama baik terhadap dirinya.
Penulis: Rifqah
Editor: Febri Prasetyo
"Debat spontan, gak mungkin didikte, dengarkan bisikan atau baca contekan," imbuhnya," kata Hasyim.
Kritik Roy Suryo
Sebelumnya, kritik Roy Suryo itu disampaikan di akun media sosial X pribadinya.
Roy Suryo menyampaikan kritik itu agar mencegah terjadinya kecurangan saat debat selanjutnya.
Awalnya, Roy Suryo yang mengkritik penggunaan mik pada cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka saat menyampaikan visi dan misi.
Ia mempertanyakan mengapa mik Gibran berbeda dengan cawapres lainnya saat segmen pertama debat tersebut.
"Kemarin sudah saya duga, untuk menghindari cheating (kercurangan), sebaiknya next KPU adil."
"Kenapa si nomor 2 ini sampai gunakan tiga mic sekaligus? Apa gunanya juga ada earphone? Siapa yang bisa feeding (membisiki) ke telinganya ? Mengapa 2 calon yg lain beda? AMBYAR," tulis Roy Suryo dalam akun media sosialnya X/Twitter.
Namun, pada segmen berikutnya, giliran cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, kata Roy, tampak juga menggunakan tiga mic.
"Ada yang komplain, katanya semua pakai 3 mic? Silakan cermati jam-menit twit saya tersebut (20.03). Artinya saat sesi 1 (baca visi-misi) masih seperti itu, terus ada break dan sesi 2 dan seterusnya baru Gus Imin pakai," tulisnya.
Untuk ke depannya, Roy menyarankan agar KPU menyediakan satu mic saja untuk masing-masing peserta Pilpres 2024.
"Next sebaiknya semua 1 mic saja dan tanpa model headset," ujarnya.
Pakar Sebut Gibran Pakai Teknik Hipnoterapi saat Debat
Saat debat cawapres itu, pakar mikro ekspresi Kirdi Putra menilai Gibran mencoba menjadi sosok Joko Widodo (Jokowi).