Singgung Hilirisasi Digital Saat Debat Pilpres 2024, Pakar: Gibran Tahu Bangun Ekosistem Digital
Soal ekonomi digital yang dijelaskan Gibran juga relevan dengan kondisi anak muda sekarang, sekaligus jadi faktor kunci.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pakar Digital sekaligus Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif menilai calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming tahu cara membangun ekosistem digital dengan menyinggung pentingnya hilirisasi digital saat debat Jumat (22/12/2023) kemarin.
Muhammad Arif mengatakan, Gibran menekankan pentingnya hilirisasi digital untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.
Arif mengaku kaget ketika Gibran mengungkapkan detail soal hilirisasi digital, pasalnya Gibran tahu betul bagaimana membangun ekosistem digital yang positif.
Baca juga: Pakar Mikro Ekspresi Sebut Gibran Pakai Teknik Hipnoterapi Saat Debat Cawapres
"Yakni dengan menumbuhkan talenta yang memiliki keterampilan masa depan atau ia sebut 'future skill'," ujar Arif di Jakarta, Sabtu (23/12/2023).
Menurut Arif, soal ekonomi digital yang dijelaskan Gibran juga relevan dengan kondisi anak muda sekarang, sekaligus jadi faktor kunci.
Ia menilai jika penampilan Gibran dalam Debat Cawapres perdana itu diluar perkiraan. Arif menilai Gibran berhasil mengalahkan dua cawapres lain dengan sangat telak.
"Debat malam tadi memutar balikkan ekspektasi orang-orang yang tidak suka sama Gibran selama ini," tutur Arif.
Hal yang jadi perhatian Arif, Kesantunan Gibran kepada dua kandidat lainnya yang mengatakan bahwa dia bangga dapat diberikan kesempatan bisa bersama-sama dengan Ketua Partai dan Seorang Profesor yang kemudian dilanjut dengan mencium tangan kedua calon lain menunjukan kesopanan Gibran sebagai orang yang lebih muda.
"Sopan santun sangat tepat disematkan kepada Gibran melihat penampilannya dalam debat malam ini," tutup Arif.
Pada debat Jumat (23/12/2023) kemarin, cawapres diminta untuk membahas tema ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, pajak dan tata kelola APBN-APBD, investasi, perdagangan, infrastruktur, dan perkotaan. Debat berlangsung dari Jakarta Convention Center (JCC) pukul 19.00 WIB.