Berbincang Bersama Pekerja di Purworejo, Atikoh Ganjar Terima Keluhan Soal Bansos Tak Tepat Sasaran
Siti Atikoh Supriyanti mendapatkan pertanyaan dari warga terkait dengan pembagian bantuan sosial (bansos) yang kerap tidak tepat sasaran.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Adi Suhendi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, PURWOREJO - Istri capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti mendapatkan pertanyaan dari warga terkait dengan pembagian bantuan sosial (bansos) yang kerap tidak tepat sasaran.
Pertanyaan itu diterima Atikoh dari seorang pekerja saat dia melakukan safari politik sekaligus menyerap aspirasi masyarakat ke Pabrik Bulu Mata di Desa Winong Lor, Purworejo, Jawa Tengah.
Pekerja pabrik bernama Eti Marwati bertanya kepada Atikoh soal bagaimana sejatinya penanganan bansos tersebut yang penyalurannya kerap salah sasaran.
"Jikalau nanti Bapak Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menang di Pilpres 2024 nanti, kebijaksanaan apa yang akan dilakukan pasal bantuan sosial karena bantuan sosial memang sudah sampai ke masyarakat tapi terkadang tidak tepat sasaran ibu," tanya Eti kepada Atikoh, Kamis (28/12/2023).
Merespons pertanyaan tersebut, ibunda dari Muhammad Zinedine Alam Ganjar itu lantas mengakui kalau dirinya banyak menerima keluhan serupa.
Baca juga: Viral Caleg PDIP Wonogiri Hina Istri Capres Lain, Jekek Tuntut Minta Maaf, Siti Atikoh Angkat Bicara
Kata Atikoh, sebagian besar yang bertanya yakni mereka yang mengalami putus hubungan kerja, namun bantuan tak kunjung didapat.
"Ketika sudah punya anak kan resign, 'bunda saya kok ngga dapat apa-apa, ngga dapet PKH, ngga dapet bansos, ngga dapet ini ini'," kata Atikoh menirukan aduan masyarakat tentang bansos.
Atas hal itu, Atikoh membeberkan satu program unggulan pasangan Ganjar-Mahfud.
Baca juga: Warga Cegat Atikoh Ganjar Minta Foto Bareng Saat Berjalan Menuju Acara Kuliner Magelang
Kata dia, pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3, itu memiliki program Kartu Tanda Penduduk (KTP) Sakti.
Dengan program KTP Sakti itu, maka nantinya masyarakat hanya mempunyai satu jenis kartu yang bisa bermanfaat untuk menerima bantuan.
"KTP Sakti itu satu, one identity, satu identitas untuk semua masalah, misalnya bansos cukup itu, kalau sekarang kan bansos ada sendiri, kemudian PKH kartunya sendiri, yang ini berbeda-beda padahal kan titik temunya sama," katanya.
Kata dia penerapan KTP Sakti itu seraya mengintegrasikan beberapa kartu bantuan yang saat ini dimiliki masyarakat.
Nantinya kata Atikoh, jika Ganjar-Mahfud terpilih maka akan pembaruan dan pemadanan data yang menjadikannya satu kartu di KTP sakti tersebut.
"Sehingga masyarakat itu tinggal nunjukin KTP nya saja, KTP nya sama, tapi di sini datanya ada semua dan untuk pemberian bansos itu datanya akan di-update terus," kata Atikoh.