TKN Delta Bicara Potensi Pertanian Masa Depan, Singgung Integrasi Konsep Hilirisasi dan Food Estate
Menurutnya, konsep hilirasasi pertanian dan proyek food estate menjadi salah satu faktor potensi tersebut.
Penulis: Reza Deni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Komandan TKN Delta Prabowo-Gibran, La Ode Labsin Naadu, bicara soal kondisi pertanian Indonesia saat ini dan bagaimana potensinya di masa mendatang.
Menurutnya, konsep hilirasasi pertanian dan proyek food estate menjadi salah satu faktor potensi tersebut.
Mulanya, Labsin mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022, bahwa sektor pertanian saat ini menjadi penyumbang utama lapangan pekerjaan dengan melibatkan 40,64 juta orang di Indonesia.
Baca juga: Bawa 2 Pensiunan Jenderal Kampanye di Banyuwangi, Mahfud Janji Sikat Mafia Perikanan dan Pertanian
"Lebih menarik lagi, mayoritas petani adalah laki-laki, mencapai 76,84 persen dari total, sementara petani perempuan mencapai 23,16%. Data ini seharusnya menjadi pemicu bagi kita, terutama pemerintah, untuk melihat potensi besar Indonesia sebagai pemimpin dalam dunia pertanian," kata Labsin dalam siaran pers yang diterima, Sabtu (30/12/2023).
Menurutnya, ambisi tersebut bukanlah sekadar impian kosong, melainkan berasal dari landasan yang kuat.
"Fakta bahwa lahan pertanian Indonesia mencapai 101 juta hektar, di mana 47 juta hektar telah digarap, meninggalkan 54 juta hektar sebagai potensi untuk perluasan pertanian," ujarnya lagi.
Baca juga: Bertemu Petani Banyuwangi, Cak Imin Janjikan Pertanian Jadi Bisnis yang Menguntungkan
Labsin menilai untuk mewujudkan potensi pertanian Indonesia, caranya lewat hilirisasi pertanian.
"Saya yakin bahwa hilirisasi pertanian adalah langkah yang tidak dapat dihindari untuk mencapai kesejahteraan petani Indonesia. Upaya untuk meningkatkan nilai tambah dalam sektor pertanian melalui hilirisasi telah menjadi tren dalam kebijakan pemerintah Indonesia," kata dia.
Dia menyebut hilirisasi menjadi kunci dalam meningkatkan kesejahteraan petani. Praktik penjualan langsung produk pertanian, seperti gabah tanpa proses pengolahan menjadi beras, dikatakan Labsin, telah menjadi kebiasaan yang menghambat pendapatan petani.
"Dengan memfasilitasi hilirisasi, petani dapat meningkatkan pendapatan mereka secara signifikan. Penjualan produk mentah umumnya
menghasilkan keuntungan lebih kecil dibandingkan dengan penjualan produk jadi atau setengah jadi," katanya.
Oleh karena itu, dia menilai sektor pertanian memerlukan nilai tambah konkret melalui pengolahan, pengangkutan, atau penyimpanan produknya.
Dia mencontohkan komoditas padi, perjalanan dari penanaman hingga menjadi bahan pangan siap konsumsi adalah perubahan bentuk yang signifikan.
Baca juga: Lahan Pertanian Terus Berkurang, Bulog Usul Penerapan AI Guna Tingkatkan Produksi Pangan