TKN Delta Bicara Potensi Pertanian Masa Depan, Singgung Integrasi Konsep Hilirisasi dan Food Estate
Menurutnya, konsep hilirasasi pertanian dan proyek food estate menjadi salah satu faktor potensi tersebut.
Penulis: Reza Deni
Editor: Muhammad Zulfikar
"Mulai dari benih, gabah, beras, hingga nasi, setiap tahap melibatkan transformasi nilai tambah yang berarti,tapi petani padi sering kali terbatas pada penjualan gabah kering panen, tanpa kemampuan untuk mengolahnya menjadi beras," kata dia
"Pendapatan dari penjualan gabah tidak mencapai potensi optimal, sehingga kebijakan
hilirisasi menjadi sangat penting untuk memberikan peluang kepada petani untuk mengolah hasil panen menjadi beras," katanya.
Maka itukah, Labsin menilai publik membutuhkan kebijakan hilirisasi yang tidak hanya memfasilitasi penjualan gabah, tetapi juga lebih memprioritaskan peluang bagi petani untuk mengolah hasil panen menjadi beras.
Langkah tersebut dinilai menjadi strategis dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan meningkatkan daya saing pertanian.
Dia menegaskan bahwa hilirisasi pertanian bukan hanya tentang mengubah profesi petani di Indonesia menjadi lebih modern, melainkan juga mengubah paradigma dari "petani gabah" menjadi "petani beras."
Transformasi ini bukan hanya tentang pergeseran dari satu fase produksi ke fase berikutnya, melainkan sebuah evolusi dalam pemikiran dan tindakan petani.
"Dengan mengadopsi praktik pertanian modern, pemanfaatan teknologi, dan peningkatan keterampilan dalam mengelola proses produksi beras, petani tidak hanya menjadi produsen gabah tetapi juga perancang utama dalam menghasilkan beras berkualitas tinggi," kata dia.
Menurutnya, pentingnya hilirisasi pertanian juga tercermin dalam upaya mencapai swasembada pangan dan peningkatan kesejahteraan petani melalui proyek Food Estate.
Meskipun mendapat kritik, dia mengatakan proyek ini memiliki potensi besar untuk masa depan pertanian Indonesia.
"Pertama, Food Estate dapat menjadi laboratorium perkembangan pertanian dengan fokus pada pengembangan teknologi dan praktik pertanian terkini. Kedua, proyek ini diarahkan untuk mengembangkan lahan yang sebelumnya tidak produktif, memberikan peluang bagi rehabilitasi ekosistem dan peningkatan keberlanjutan lingkungan," kata dia.
Baca juga: Wujudkan Swasembada Pangan, Muzani Ajak Seluruh Elemen Masyarakat Majukan Pertanian Indonesia
"Ketiga, Food Estate dapat menjadi katalis untuk memberdayakan petani melalui akses ke pengetahuan, teknologi, dan pasar yang lebih luas. Keempat, proyek ini mendorong pengembangan agroindustri, mengurangi ketergantungan pada sektor pertanian tunggal," kata dia.
Kemudian, dia mengatakan bahwa food Estate menciptakan peluang ekonomi dan sosial di wilayah-wilayah terpencil melalui investasi dan penciptaan lapangan kerja. Terakhir, desain Food Estate dapat menjadi model untuk pertanian yang ramah lingkungan dan efisien dari segi energi.
"Namun, ada juga tantangan lain dalam Food Estate yakni memastikan bahwa petani yang