Buka Lapangan Pekerjaan, Ide Ganjar Perkuat Kerjasama Selatan Selatan
Sikap calon presiden dalam hubungan dan kerjasama politik luar negeri dibahas dalam debat ketiga Pilpres
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM — Sikap calon presiden dalam hubungan dan kerjasama politik luar negeri dibahas dalam debat ketiga Pilpres, Minggu (7/1/2024).
Satu di antaranya mengkaitkan dengan potensi perkembangan usaha dan sumber daya alam di daerah selatan-selatan.
Di antaranya Afrika Selatan, Amerika Selatan, Asia Selatan hingga Asia Tenggara.
Mulai dari calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo menegaskan pentingnya peta jalan untuk memperkuat kerja sama Selatan-Selatan.
Hal ini dilakukan dalam rangka mengoptimalkan rantai pasok global yang bersumber dari kekayaan alam, baik yang ada di Indonesia maupun yang ada di negara-negara berkembang di selatan bumi.
Ganjar mengatakan, negara-negara selatan memiliki potensi sumber daya alam yang bisa dikembangkan bersama. Potensi inilah yang harus dimanfaatkan untuk memperkuat kerja sama.
Mantan gubernur Jawa Tengah dua periode itu mencontohkan, negara Selatan-Selatan bisa bekerja sama untuk mengembangkan teknologi baterai Electric Vehicle (EV).
"Kalau kita mau konsentrasi untuk meningkatkan kekuatan yang berbasis pada sumber daya alam, ambil satu saja, teknologi baterai EV. Kita perkuat kerja sama Selatan-Selatan. Nikel kita miliki, bauksit kita bisa share dengan negara lain, ada juga lithium dengan Argentina. Kalau ini bisa kita konsentrasikan penuh, betapa kekuatan ekonomi akan besar," terang Ganjar semalam.
Menegaskan pernyataan Ganjar, Direktur Pangkalan Data Politik 5.0 TPN Reyhan Noor mengatakan, sumber daya strategis mayoritas berada di wilayah selatan. 11 dari 15 eksportir minyak mentah berasal dari negara selatan, demikian pun 6 dari 10 produsen mineral strategis berasal dari negara selatan.
Oleh karena itu, Indonesia akan mengintensifkan kerja sama dengan negara-negara selatan dengan membangun desain besar rantai pasok dari selatan.
“Inisiatif tersebut akan diiringi oleh pembangunan konektivitas antarpelabuhan yang menghubungkan wilayah Asia Tenggara, Asia Selatan, Timur Tengah, hingga Pantai Barat Afrika,” katanya.
Baca juga: Tim Ekonomi Prabowo-Gibran Targetkan Kapitalisasi Pasar di Bursa Lebih Tinggi dari OJK
Di mata Ganjar, jika kekuatan dan potensi ekonomi Selatan-Selatan ini dioptimalkan bersama, maka akan mampu menciptakan pembukaan lapangan kerja secara luas. Indonesia pun bisa memanfaatkannya untuk menyambut datangnya bonus demografi.
"Kita bisa jemput bola menyiapkan SDM untuk bisa meraih lapangan kerja dari kerja sama teknologi baterai EV. Itu akan berimbas bagi rakyat kecil yang butuh lapangan kerja," ungkap Ganjar.
Pernyataan Ganjar tentang penguatan peta jalan Selatan-Selatan ini diungkapkan saat menjawab pertanyaan terkait posisi Indonesia sebagai inisiator Dasa Sila Bandung pada 1955.