Elite PAN Nilai Bahaya Bila Ada Capres yang Anggap Data Pertahanan Bukan Rahasia Negara
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto menyesalkan adanya Capres yang tidak memahami rahasia negara.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto menyesalkan adanya Capres yang tidak memahami rahasia negara.
Hal itu disampaikan Yandri merespon adanya Capres yang menganggap data pertahanan bukanlah rahasia negara.
"Sangat berbahaya apabila orang seperti ini kalau menjadi Presiden. Negara bisa hancur kalau rahasia pertahanan nasional diumbar ke publik," kata Yandri, Rabu (10/1/2024).
Yandri mengatakan dalam debat ketiga Pilpres di Istora Senayan, Jakarta 7 Januari 2024 masyarakat bisa menilai kualitas setiap Capres.
Masyarakat bisa melihat mana Capres yang bisa menjaga rahasia negara yang sangat berhubungan dengan masalah keamanan, serta mana Capres yang hanya cocok untuk menjadi pemimpin di daerah saja.
"Ada Calon yang belum layak menjadi Capres, mungkin layak dan baik menjadi Gubernur. Walaupun kami yakin banyak gubernur-gubernur lain di Indonesia yang layak menjadi Calon Presiden," ujar Yandri.
Baca juga: Kubu Anies PeDe Bakal Menang di Jawa Timur Meski Khofifah Kini jadi Jurkamnas Prabowo
"Kemudian ada juga Calon yang belum layak jadi Capres, mungkin cocok dan baik menjadi dosen. Walaupun kami yakini banyak juga dosen-dosen lain di Indonesia yang layak menjadi Calon Presiden," sambung Yandri
Menurut Yandri ditengah kondisi global yang penuh dengan ketidakpastian sangat penting bagi Indonesia memiliki Presiden yang mengerti dan memahami tentang geo politik, pertahanan dan keamanan, serta mempunyai jiwa patriot dan nasionalisme yang tinggi.
"Prabowo akan membawa Indonesia menjadi negara yang lebih disegani dan dihormati di pergaulan internasional," ucapnya.
Tidak hanya Yandri Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga ikut mengomentari debat Pilpres soal pertahanan.
Baca juga: Timnas AMIN Tak Gentar Khofifah Jadi Juru Kampanye Prabowo-Gibran
Ia mengatakan bahwa tidak semua data pertahanan dan keamanan bisa dibuka ke publik.
Hal itu disampaikan Jokowi merespon adanya Capres yang ingin data pertahanan dibuka dalam debat Pilpres.
"Yang berkaitan dengan pertahanan, yang berkaitan dengan keamaanan negara, yang berkaitan dengan Alutsista itu ada yang bisa terbuka tapi banyak yang memang harus kita rahasiakan," kata Jokowi di Kampung Kecil, Kawasan Serang, Banten, Senin, (8/1/2023).