Ajak Tak Pilih Presiden yang Didukung Abu Bakar Baasyir, Netralitas PBNU Dipertanyakan
Gus Ipul menyapaikan, calon presiden yang dipilih, juga harus benar-benar mencerminkan cara berfikir dan bermadzhab ahlussunah waljamaah.
Editor: Malvyandie Haryadi
"Gus Ipul yang saya kenal selama ini, tidaklah demikian rasis. Namun ucapan beliau yang viral, terasa benar rasisnya. Kaget juga," kata Mustafa kepada Tribun Network, Rabu (17/1).
Menurutnya, ucapan tersebut malah merusak suasana pemilu yang sedang berjalan baik.
"Kami sangat menginginkan Pemilu berjalan baik, dalam suasana persatuan, dan tentu mimpi tersebut bakal hilang begitu saja jika ucapan-ucapan seperti Gus Ipul terjadi. Kita ingin bersatu," katanya.
Politisi Partai Ummat itu mengatakan tokoh seperti Abu Bakar Baasyir menjadi sosok penting yang memiliki massa dan pengagum, sama seperti pendiri Partai Ummat, Amien Rais.
"Mereka memiliki kehormatan di tengah masing-masing massa yang menjadi basisnya. Jadi, terlepas dari ketaksukaan atau ketaksetujuan pada pandanga politik mereka, tidaklah pantas kemudian dipakai sebagai alibi membenturkan masarakat dengan pilihan politik Gus Ipul," jelas dia.
Seperti Amien Rais yang dikenal sebagai warga Muhammadiyah, Mustafa menilai sabgat berbahaya jika dibenturkan dengan NU.
"Maka dari itu, Gus Ipul sangat beresiko jika tak mencabut pernyataannya. Janganlah mengungkapkan kebencian-kebencian tak berdasar di depan publik, apalagi berlatar sentimen SARA," kata dia
"Masyarakat yang sudah kondusif, bisa terpicu ketegangan, akibat ungkapan-ungkapan rasis para elit. Lebih baik menjaga hubungan baik. InsyaAllah ada manfaat di masa depan, tanpa harus mengorbankan Ormas Islam, Partai Politik dan Persatuan yang cape-capek kita bangun bersama," pungkasnya. (Tribun Network/ Yuda).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.