Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahmi Ramadhan

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri kembali mengungkit kasus pemukulan relawan oleh oknum TNI di Boyolali, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.

Adapun hal itu diungkapkan Megawati saat menyampaikan orasinya dalam agenda kampanye terbuka perdana calon presiden (capres) nomor urut 03, Ganjar Pranowo di Lapangan Tegalega, Bandung, Jawa Barat, Minggu (21/1/2024).

Baca juga: Kata Ganjar Pranowo soal Isu Jokowi Minta Bertemu Megawati

Terkait yang diungkapkan Mega, bermula saat anak proklamator sekaligus Presiden ke-1 RI Ir. Soekarno itu menginginkan Pemilu 2024 agar berjalan jujur dan adil (jurdil), demokratis serta bebas rahasia.

Namun kata Megawati, pemilu kali ini justru sudah diwarnai dengan adanya insiden-insiden yang tak sejalan dengan apa yang ia inginkan seperti halnya kasus Boyolali.

Baca juga: Maruarar Sirait Temani Prabowo Kampanye Akbar di Majalengka, Ucapkan Terima Kasih ke Megawati

"Saya bilang jangan pasang baliho saja, pemilu itu demokratis lalu jurdil lalu luber langsung bebas rahasia. Lah kok belum apa-apa coba lihat kasus di Boyolali, liat ndak? Itu kan ndak bohong kan," ujar Mega dihadapan ribuan pendukung Ganjar.

Mega pun mengatakan bahwa dirinya sedang tak berupaya memprovokasi dengan membahas persoalan itu kembali.

Sebab dijelaskan dia, bahwa apa yang disampaikannya merupakan suatu kebenaran yang sempat terjadi beberapa waktu lalu.

"Nanti ibu dibilangnya Ibu Mega provokator, no no tidak. Saya ingin mengatakan kebenaran kepada rakyat Indonesia bahwa seorang pemimpin seharusnya mengayomi seluruh rakyatnya dimanapun mereka berada tidak begini," pungkasnya.

Baca juga: Megawati Turun Gunung Temani Ganjar Kampanye di Bandung, Soroti Pembagian Sembako

Adapun dalam kegiatan kampanye perdana Ganjar hari ini selain Megawati, turut hadir pula istri dan anak Ganjar Siti Atiqoh dan Muhammad Zinedine Alam Ganjar.

Tak hanya itu hadir juga Sekertaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto, Ketua TPN Ganjar Mahfud Arsyad Rasyid serta sejumlah pimpinan partai politik koalisi.