Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ganjar: Sesuai Konstitusi, Pemerintahan Lima Tahun Selesai, Tidak Boleh Tambah

Ganjar menegaskan tidak ada seorang pun yang boleh untuk terus maju dan terus melanggengkan kekuasaannya

Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Erik S
zoom-in Ganjar: Sesuai Konstitusi, Pemerintahan Lima Tahun Selesai, Tidak Boleh Tambah
Tribunnews.com/Mario Christian Sumampow
Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Yenny Wahid saat mendampingi capres 03 Ganjar Pranowo menyambangi Kantor Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (22/1/2024). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sesuai konstitusi, evolusi dalam pemerintahan pasti akan terjadi. Sehingga setiap lima tahun, kursi kepemimpinan berganti. 

Pernyataan itu disampaikan oleh capres 03 Ganjar Pranowo saat menyambangi Kantor Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Jakarta Pusat, Senin (22/1/2024). 

“Sebuah evolusi dalam pemerintahan ya pasti akan terjadi. Apapun, lima tahun selesai, lima tahun gantian, itu konstitusi,” ujar Ganjar.

Baca juga: Soroti Kasus di Medan dan Kabupaten Batu Bara, Ganjar Berharap Pemilu Partisipatif

Sehingga atas dasar itu, eks Gubernur Jawa Tengah ini menegaskan tidak ada seorang pun yang boleh untuk terus maju dan terus melanggengkan kekuasaannya.

“Lima tahun selesai, lima tahun lagi kalian boleh maju dan maaf, enggak boleh nambah. Maaf. Itu konstitusi,” tuturnya. 

Adanya norma sistem politik dan hukum ini, lanjutnya, merupakan hasil jerih payah masyarakat di tahun 1998 untuk memperjuangkan supaya tak ada lagi kekuasaan yang tak terbatas.  

BERITA TERKAIT

“Kalau kita semua masih ingat anak-anak bangsa ini berkomitmen di tahun 98, kan ada amandemen. Pada saat ada amandemen kan orang meminta dari yann sentralistis menjadi desentralisasi,” ungkapnya.  

“Dari yang kekuasan yang sudah ditulis kekuasaan itu tak terbatas, artinya dibatasi. Bukti itu ya tiap lima tahun selesai, lagi, lagi, lagi. Nah, ini karena kehendak rakyat,” pungkas Ganjar. 

Ganjar Ungkit Buku Karya Franz Magnis Berjudul Etika Politik
 

Ganjar mengungkit buku karya Guru Besar Filsafat Franz Magnis Suseno yang berjudul Etika Politik di PGI.

Mulanya Ganjar bercerita soal perasaannya yang senang setelah bertemu dengan Magnis beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan itu Magnis menegaskan sikap politiknya. 

Baca juga: Ganjar Pranowo Usul Format Debat Terakhir Diubah: Saling Potong akan Menarik

"Waktu saya bertemu Romo Magnis, senang sekali saya ngobrol. 'Kalau saya sikapnya jelas, pak Ganjar'. Jelas apa romo? Saya sudah girang, saya pikir mau dukung saya gitu," ujarnya.

"'Kalau saya sikapnya jelas seperti yang saya omongkan, bahwa dalam pemilu itu tidak sedang mencari orang yang paling baik, orang yang mumpuni, tidak. tapi mencegah orang jahat berkuasa'. Saya pikir mau dukung saya," sambung Ganjar.

Lalu Ganjar pun lanjut menceritakan ihwal dirinya yang diberikan buku oleh Magnis usai pertemuan itu. Buku itu bertajuk Etika Politik, karya Magnis yang terbit pertama pada tahun 1988. 

Kemudian Ganjar langsung melontarkan pernyataan ihwal debat cawapres yang berlangsung di Jakarta Converter Center, Minggu (21/1/2024). 

Baca juga: Ini Agenda Kampanye Terbuka Hari Kedua Ganjar Pranowo di Lampung

"Lalu saya diberi buku yang sangat legend, bukunya beliau, Etika Politik. Mudah-mudahan bapak ibu tadi malam nonton debat," pungkasnya. 

Sebagai informasi hari ini Ganjar menyambangi tokoh keagamaan di PGI. Ia hadir didampingi oleh Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Yenny Wahid, Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey, dan Ketum Perindo Hary Tanoesoedibjo. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas