Kubu TPN Ganjar Mahfud Komentari Debat Cawapres Semalam, Singgung soal Tata Krama
Menurutnya, ada satu aturan yang paling mendasar yaitu manner. Ia menjelaskan bahwa peserta debat bisa didiskualifikasi jika tata kramanya itu buruk.
Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Aris Setiawan Jodi komentari debat cawapres semalam.
Menurutnya debat cawapres semalam berikan gambaran untuk masyarakat, melihat calon pemimpin yang akan dipilih pada Februari nanti.
Baca juga: Ruhut Sitompul Beri Nilai 99 untuk Penampilan Mahfud Saat Debat Cawapres Tadi Malam
Diketahui Minggu (21/1/2024) malam, KPU telah melangsungkan debat cawapres kedua di Jakarta Convention Center (JCC).
Debat semalam bertemakan pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa.
"Kami melihat bahwa hari ini masyarakat Indonesia diberikan gambaran seutuhnya. Bagaimana calon wakil presiden yang layak dipilih oleh masyarakat," kata Aris di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta Pusat, Minggu (21/1/2024)
Baca juga: Tampil Moncer, Performa Cak Imin di Debat Semalam Dipuji Publik
Ia melanjutkan bagaimana bangsa yang santun ini yang sangat menjunjung tinggi adab ketimuran dan kesantunan. Dinodai oleh kelakuan yang sebenarnya bukan kritis tapi nir etika.
"Kita melihat sentimen masyarakat di media sosial hampir 80 persen hampir negatif ke paslon 02. Saya dan teman ini seringkali mengikuti kompetisi debat sejak kuliah," kata Aris.
Menurutnya, ada satu aturan yang paling mendasar yaitu manner. Ia menjelaskan bahwa peserta debat bisa didiskualifikasi jika tata kramanya itu buruk.
"Ini saya rasa menjadi pelajaran. Saya pikir apa yang dilakukan Mas Gibran ini menutupi kegagapannya untuk menjawab persoalan-persoalan di debat cawapres kedua ini," lanjut Aris.
Terutama menurutnya pertanyaan yang tak terjawab yang disampaikan oleh Mahfud MD. Bagaimana membedakan legalisasi tanah dan retribusi tanah.
"Beliau Gibran sangat ngawur bahkan tadi ada wacana hakim diminta untuk melakukan retribusi tanah. Ini sejak kapan Hakim melakukan hal-hal seperti itu," tegasnya.