Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Berkaca dari Debat Cawapres, Pemimpin Terpilih Diharap Buat Kebijakan Tegas di Sektor Energi

Ketua Umum PYC mengatakan pemimpin terpilih harus punya kebijakan tegas yang disesuaikan dengan kondisi geografis, geologi, sosial hingga geopolitik.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Berkaca dari Debat Cawapres, Pemimpin Terpilih Diharap Buat Kebijakan Tegas di Sektor Energi
Tribunnews/istimewa
Ketua Umum Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) Filda Citra Yusgiantoro mengatakan pemimpin terpilih harus punya kebijakan tegas yang disesuaikan dengan kondisi geografis, geologi, sosial hingga geopolitik Indonesia perihal isu energi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Purnomo Yusgiantoro Center (PYC), organisasi nirlaba yang fokus pada riset ketahanan energi, mengapresiasi debat keempat cawapres bertema Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat, dan Desa, yang berlangsung di JCC Senayan, Jakarta pada Minggu (21/1/2024) malam.

Berkaca dari jalannya debat kemarin, peneliti senior sekaligus Ketua Umum PYC, Filda Citra Yusgiantoro mengatakan pemimpin terpilih harus punya kebijakan tegas yang disesuaikan dengan kondisi geografis, geologi, sosial hingga geopolitik Indonesia perihal isu energi.

"Yang paling penting, tidak ikut-ikut trend negara lain. Pemimpin yang terpilih nanti harus punya kebijakan sendiri yang tegas dan disesuaikan dengan kondisi geografis, geologi, ekonomi, sosial, politik hingga geopolitik Indonesia. Kebijakan ini harus khas Indonesia," kata Filda dalam keterangannya, Senin (22/1/2024).

Adapun hal yang paling penting, lanjutnya, adalah menghadirkan solusi strategis untuk mengoptimalkan sumber daya manusia sebagai faktor pendukung dalam mempersiapkan transisi energi menuju energi bersih dan berkelanjutan.

Pasalnya penyumbang saat ini yaitu gas Rumah Kaca (GRK) terbesar berasal dari sektor energi sebesar 34 persen, disusul industri 24 persen, kegiatan di sektor pangan, kehutanan, dan alih fungsi lahan 22 persen, dan transportasi 15 persen, serta bangunan 6 persen.

Upaya transisi energi menjadi ikhtiar mengendalikan 49 persen sumber GRK dari energi dan transportasi.

BERITA TERKAIT

Filda berharap pemimpin terpilih juga dapat memunculkan strategi jelas yang menguatkan koordinasi antar lembaga dalam melaksanakan peta jalan menuju transisi energi.

"Pemimpin yang terpilih nanti harus menghadirkan strategi dan solusi kebijakan efektif di sektor energi untuk mengatasi tantangan berbagai aspek teknis, finansial, dan regulasi. Saya berharap ada strategi jelas yang menguatkan dan mensinkronkan koordinasi antar lembaga/institusi melaksanakan peta jalan menuju transisi energi," ucap Anggota Dewan Penasehat program Studi Teknik Kimia dan Perminyakan ITB ini.

Meski belum secara rinci memaparkan soal rencana penurunan emisi global dan transisi energi pada sesi debat keempat kemarin, Filda menilai baru cawapres nomor urut 3 Mahfud MD yang punya visi jelas terhadap komitmen net zero emission (NZE).

Apalagi paslon Ganjar - Mahfud juga mencanangkan peningkatan porsi energi baru terbarukan (EBT) pada sistem kelistrikan nasional antara 25 - 30 persen di tahun 2029.

"Dari debat para kandidat cawapres, kami melihat baru cawapres Mahfud MD yang secara tegas memaparkan strategi dan solusi pembiayaan transisi energi berkeadilan," kata Filda.

Baca juga: Indonesia Masuk Urutan Kedua Pengguna Geothermal di Dunia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas