Ikrar Nusa Bhakti Soal Sivitas Akademika Kritik Jokowi: Gerakan Seperti 98 Bukan Mustahil Terjadi
Pakar politik LIPI Ikrar Nusa Bhakti menilai situasi politik Indonesia saat ini belum akan mengarah ke gerakan seperti di tahun 1998.
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti menilai situasi politik Indonesia saat ini belum akan mengarah ke gerakan seperti di tahun 1998.
Ikrar menjelaskan, di tahun 1998, gerakan yang berhasil menurunkan Presiden Soeharto bukan hanya dilakukan para dekan atau rektor kampus-kampus, tapi juga para guru besar senior.
"Bukan cuma dekan ataupun rektor yang pada saat 98 itu turun, tapi ini lagi-lagi tidak sedikit guru besar yang memang sudah sangat senior menyatu dengan mahasiswanya ya," kata Ikrar, dalam diskusi bertema 'Gerakan Intelektual Kampus dan Netralitas Presiden beserta Aparatur Negara dalam Pemilu 2024' yang digelar TPN Ganjar-Mahfud, di Jakarta Pusat, pada Senin (5/2/2024).
Ia menjelaskan, saat ini para guru besar di berbagai universitas masih dalam taraf mengingatkan untuk menjaga jalannya Pemilu.
Baca juga: Daftar Sivitas Akademika Kampus yang Kritik Jokowi, Ada UI, UGM, hingga UMS
"Kalau harapan Anda tadi mengenai gerakan (seperti di 98) belum sampai ke sana. karena lagi-lagi para guru besar dan dosen itu masih pada taraf jaga pemilu, kawal pemilu," ucapnya.
Meski demikian, Ikrar mengatakan, gerakan civitas academica yang semakin keras masih berpotensi terjadi, jika kecurangan pemilu masih terus berlanjut kedepannya.
"Bukan mustahil itu penyatuan antara dosen dan juga mahasiswa itu akan terjadi, yang saya maksud itu adalah gerakan-gerakan mahasiswa akan bergerak kembali," jelasnya.
Baca juga: Atas Nama Demokrasi Pemilu 2024, Senin Ini Kampus-kampus Gelar Aksi Kritik Jokowi, Ini Daftarnya
Universitas Gadjah Mada (UGM) menjadi kampus pertama yang menyampaikan keresahannya soal situasi perpolitikan Tanah Air, khususnya kritik terhadap Presiden Jokowi.
Langkah itu kemudian disusul oleh Universitas Islam Indonesia (UII) dan kampus-kampus lain. Berikut daftarnya:
- UGM 31 Januari 2024
- UII 1 Februari 2024
- Universitas Khairun Ternate 1 Februari 2024
- Unand 2 Februari 2024
- UIN Sunan Kalijaga 2 Februari 2024
- UNHAS 2 Februari 2024
- Universitas Lambung Mangkurat 2 Februari 2024
- Universitas Atma Jaya 2 Februari 2024
- UI 2 Februari 2024
- UMY 3 Februari 2024
- UAD 5 Februari 2024
- Universitas Sanata Dharma 12 Februari 2024
- APMD 6 Februari 2024
- UNPAD 3 Februari 2024
- Universitas Muhammadiyah Babel 2 Februari 2024
- UIN Syarif Hidayatulah Ciputat, senin 5 Februari 2024
- Universitas Pendidikan Indonesia 5 Februari 2024
- UNAIR 5 Februari 2024
- LP3ES 3 Februari 2024
- Persatuan Gereja-gereja Indonesia 1 Februari 2024
- UMS 5 Februari 2024
- Universitas Janabadra Jogja 5 Februari 2024
- Universitas Brawijaya 5 Februari 2024
- Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik Indonesia 3 Februari 2024
- STF Driyarkara 5 Februari 2024
- Universitas Islam Malang (Unisma) 3 Februari 2024
- Institut Pertanian Bogor 3 Februari 2024
- Universitas Trunojoyo Madura 7 Februari 2024
- Universitas Negeri Jakarta 6 Februari 2024
- Universitas Sriwijaya Palembang 4 Februari 2024.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.