Tekan Prevalensi Merokok, Asosiasi Pelaku Usaha Dorong Pemanfaatan Tembakau Alternatif
Hal ini menjadi landasan bagi negara seperti Selandia Baru, Jepang, Swedia, dan Inggris untuk memaksimalkan produk tembakau alternatif.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi pelaku usaha produk tembakau alternatif meyakini pemanfaatan tembakau alternatif dapat menurunkan prevalensi merokok di Indonesia.
Menurut mereka, produk tembakau alternatif dapat dioptimalkan perokok dewasa yang ingin mengubah gaya hidup dan beralih dari kebiasaannya.
Ketua Asosiasi Ritel Vape Indonesia (ARVINDO), Fachmi Kurnia Firmansyah, menjelaskan sebagian produk tembakau alternatif menerapkan proses pemanasan sehingga tidak menghasilkan TAR, partikel padat yang dihasilkan ketika rokok dibakar dan bersifat karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker.
“Layaknya diperlakukan sebagai harm reduction (pengurangan bahaya) untuk para perokok dewasa. Implementasi harm reduction ini seperti penggunaan gula rendah kalori dan beras merah untuk orang yang memiliki penyakit diabetes atau upaya mencegah diabetes, tetapi tidak bisa lepas dari rasa manis dan kebiasaan mengonsumsi nasi,” kata Fachmi, Senin (5/2/2024).
Penelitian ilmiah bertajuk “Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products 2015” dari Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial atau UK Health Security Agency (UKHSA) di Inggris, menunjukkan bahwa produk tembakau alternatif memiliki risiko 90-95 persen lebih rendah daripada rokok.
Hal ini menjadi landasan bagi negara seperti Selandia Baru, Jepang, Swedia, dan Inggris untuk memaksimalkan produk tembakau alternatif sebagai strategi mengurangi prevalensi merokok di negara tersebut.
Bahkan, Kementerian Kesehatan Inggris meluncurkan program ‘swap to stop’ dengan membagikan perlengkapan rokok elektronik (vape) secara gratis kepada satu juta perokok dewasa. Hal ini ditujukan untuk mencapai target menjadi negara bebas asap mulai tahun 2030.
“Kami berharap agar pemerintah Indonesia mau merujuk ke negara-negara yang telah berhasil mengoptimalkan produk tembakau alternatif sebagai salah satu langkah menekan prevalensi merokok dan penyakit yang disebabkan karena kebiasaan merokok,” ujar Fachmi.
Sebagai langkah awal dalam memaksimalkan produk tembakau alternatif, Fachmi mendukung pemerintah dalam melakukan penelitian oleh lembaga yang independen sehingga dapat membuat kebijakan dan memberikan informasi komprehensif bagi masyarakat, khususnya perokok dewasa.
“Sebagai asosiasi pelaku industri produk tembakau alternatif, kami semua siap menjadi mitra pemerintah dalam upaya menurunkan risiko dari kebiasaan merokok,” imbuhnya.
Pada kesempatan berbeda, Sekretaris Umum Asosiasi Personal Vaporizer (APVI), Garindra Kartasasmita, mengatakan masyarakat semakin paham tentang risiko kesehatan akibat kebiasaan merokok.
Oleh karena itu, penggunaan produk tembakau alternatif dapat membantu perokok dewasa beralih dari kebiasaannya.
Garindra juga menekankan pentingnya akses terhadap informasi produk tembakau alternatif yang komprehensif sebagai upaya mencegah informasi keliru.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.