Pengamat Strategi Manajemen UI Sebut 2 Kunci Utama Kenapa Prabowo-Gibran Bisa Unggul di Pilpres 2024
Menurutnya Didiet punya peran besar dalam raupan suara untuk paslon 02. Dirinya disebut jadi sosok dibalik kreativitas tampilan Prabowo - Gibran.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah lembaga survei merilis quick count atau hitung cepat hasil Pilpres 2024, di mana paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka unggul hampir menyentuh angka 60 persen.
Pengamat Strategi Manajemen dari Universitas Indonesia (UI), Abdullah Sammy menilai kunci kemenangan Prabowo - Gibran terletak pada para anak muda yang tergabung di dalamnya. Bukan hanya Gibran selaku cawapres, tapi juga Didiet Hediprasetyo yang notabene putra semata wayang Prabowo, dan TKN Fanta.
"Ada dua kekuatan pemuda yang memiliki kunci di balik kemenangan 02, yakni Didiet Hediprasetyo maupun TKN Muda (TKN Fanta)," kata Sammy kepada wartawan, Jumat (16/2/2024).
Menurutnya Didiet punya peran besar dalam raupan suara untuk paslon 02. Dirinya disebut jadi sosok dibalik kreativitas tampilan Prabowo - Gibran, mulai dari identitas desain, pemilihan warna kebesaran, hingga desain poster atau baliho.
"Dari sisi fashion, baju atau jaket yang dipakai Prabowo-Gibran maupun TKN, juga menonjol dibandingkan paslon lain. Sosok di balik segala kreativitas itu ada di figur Didiet," katanya.
Tampilan luar ini lanjutnya, dibalut dengan citra Prabowo yang amat berbeda dibanding pemilu sebelumnya. Jika sebelumnya Prabowo identik dengan karakter yang maskulin dan formal di setiap kegiatannya, pada 2024 citra tersebut jauh berubah.
Salah satu contohnya adalah mengenalkan brand 'gemoy' yang menonjolkan sisi manusia Prabowo. Prabowo pada Pilpres 2024 dicitrakan sebagai sosok jenaka, hangat, dan dekat dengan rakyat, khususnya anak muda.
Selain soal design dan brand, hal lainnya adalah pemilihan lagu kampanye yang juga menjadi kunci. Pilihan lagu jatuh pada lagu Oke Gas dan gubahan ulang lagu 'Koyo Jogya Istimewa' menjadi 'Prabowo-Gibran Istimewa'. Alhasil dari sisi kreatif, pendekatan Prabowo-Gibran jauh lebih nge-pop dibandingkan paslon lain.
Semua bentuk kreativitas ini juga mampu diturunkan langsung ke anak muda berkat kerja TKN Muda Prabowo-Gibran yang diisi pemuda rentang usia 17-30 an tahun.
"Seperti yang pernah saya ulas dalam tulisan sebelumnya sebelum Pemilu, salah satu terobosan yang dilakukan Prabowo-Gibran adalah membentuk divisi Fanta yang menjadi cluster TKN pemilih muda," ungkap Sammy.
Sammy kemudian mengutip pernyataan dari Walt Disney bahwa 'Marketing yang baik mampu membentuk loyalitas konsumen hingga enggan melihat produk lain'.
Hal ini yang dilakukan oleh TKN Pemilih Muda, di mana mereka memasarkan politik yang heboh, seru, dan asik bagi anak muda. Spontanitas dan keunikan Prabowo dan Gibran dalam debat 'dipasarkan' sebagai sebuah tren baru.
Pada sisi sebaliknya, paslon lain memilih kemasan yang lebih serius dengan format diskusi, baik online maupun offline. Seperti metode kampanye Anies Baswedan yang sejak awal punya brand sebagai akademisi atau intelektual.
Sedangkan Ganjar Pranowo mencoba memperkuat citra yang merakyat. Brand ini juga amat kuat melekat di diri Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun kurang jelas siapa sasarannya, apakah brand muda atau merakyat.
"Jadi bisa disimpulkan bahwa secara kreativitas dan brand, Prabowo dengan gaya nge-popnya memiliki kebaruan serta diferensiasi dibanding paslon lain. Inilah yang benar-benar diterima pasar pemilih yang pada Pilpres 2024 ini lebih dari setengahnya adalah pemilih muda," ucap Sammy.
Di sisi lainnya, gaya Prabowo-Gibran ini sempat banyak dikritisi kompetitornya lewat tudingan tidak mencerdaskan masyarakat. Kemudian muncul dikotomi gaya kampanye nge-pop Prabowo-Gibran itu tak mendidik.
"Kalangan elitis kerap menghina budaya pop sebagai budaya rendahan. Padahal budaya pop adalah refleksi dari masyarakat itu sendiri," pungkas dia.