Anies Sebut Pencoblos Paslon 01 Pihak yang Tak Mempan Ditekan dan Tak Tergiur Imbalan
Anies Baswedan mengatakan masyarakat yang pada hari pemungutan suara mencoblos paslon 01 adalah orang-orang tangguh
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden (capres) nomor urut 01 Anies Baswedan mengatakan masyarakat yang pada hari pemungutan suara mencoblos paslon 01 adalah orang-orang tangguh karena tahan terhadap tekanan dan tak tergoda iming-iming imbalan dari kontestan lain.
“Kepada semua yang memilih 01, kami sampaikan terima kasih. Kenapa, karena pemilih 01 bukan hanya memilih tapi tahan tekanan dan tabah dengan imbalan, mereka tetap memilih 01,” kata Anies di Posko Tim Hukum Nasional AMIN, di Mampang, Jakarta Selatan, Selasa (20/2/2024).
Menurutnya, mereka yang mencoblos paslon Anies Baswedan- Muhaimin Iskandar pada surat suara Pilpres 2024 punya ketabahan luar biasa.
Sebab kata Anies, mereka memilih di tengah banyaknya tekanan dari pihak lain dan masifnya guyuran imbalan yang ditawarkan kontestan lain.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini pun berjanji akan tetap menjaga amanat dari para pemilihnya untuk terus berjuang bersama, salah satunya menyingkap dugaan praktik kecurangan yang dilakukan paslon lain.
Baca juga: Real Count KPU 72,94 Persen: Prabowo 58,72 Persen, Anies 24,25 Persen, Ganjar 17,03 Persen
“Ini adalah sebuah keseriusan tetap memilih 01 di tengah adanya tekanan dan di tengah guyuran imbalan. Ini adalah satu ketabahan luar biasa, karena itu kepada semua yang memilih 01 kami akan jaga amanatnya, kami akan terus berjuang bersama,” ungkap Anies.
Sebelumnya, Anggota Dewan Pakar Tim Nasional Pemenangan Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) Bambang Widjojanto mengatakan bahwa kecurangan pemilu tersebar di 36 dari 38 provinsi yang ada di Indonesia.
Kecurangan tersebut mencakup soal penggelembungan suara yang di dalamnya juga terdapat lebih dari 200 kabupaten/kota.
Baca juga: Anies Dukung Ajakan Ganjar untuk Hak Angket Usut Kecurangan Pemilu 2024, Cak Imin: PKB Siap Dukung
Data ini didapat dari temuan internal Timnas AMIN, serta sejumlah lembaga atau organisasi pemantau pemilu yang juga punya fokus terhadap praktik kecurangan pemilu.
“Dari 38 provinsi, 36 terjadi yang disebut dengan kecurangan itu atau penggelembungan suara, dan ada sekian banyak kabupaten, itu lebih dari 200 kalau nggak salah. Nanti datanya ada,” kata Bambang dalam konferensi pers seperti ditayangkan Kompas TV, Jumat (16/2/2024).
Bambang kemudian menyinggung soal dewasa ini yang banyak didiskusikan adalah kecurangan pada saat pencoblosan atau pemungutan suara dan kaitannya dengan penghitungan suara.
Padahal kata dia, ada juga bentuk dugaan kecurangan lainnya yang tidak bisa dideteksi, yakni politik uang berupa politisasi bantuan sosial (bansos) yang amat mempengaruhi tendensi dari para penerima bansos untuk memilih pasangan calon tertentu.
“Padahal ada kecurangan lain yang tidak bisa dideteksi di situ, politik uang, itu dilakukan, politisasi bansos itu dilakukan. Itu yang mempengaruhi tendensi dari para pemilih untuk memilih paslon tertentu,” ungkap dia.
Menurut Bambang, dalam bahasa antikorupsi, praktik kecurangan tersebut dilakukan secara well organized, atau terstruktur sistematis dan masif (TSM).
“Dan kalau ini dikaitkan, itu yang disebut dengan well organized. Terstruktur, sistematis dan masif, kalau pakai bahasa antikorupsi itu well organized,” kata Bambang.
Timnas AMIN pun kata Bambang, juga tengah menyiapkan bukti-bukti dugaan kecurangan tersebut secara digital.
Ia pun berharap data-data yang diolah tersebut, juga bisa diakomodasi dalam sidang di Mahkamah Konstitusi (MK) mendatang.
“Mudah-mudahan literasi mengenai digital itu ada di hakim MK, mudah-mudahan,” katanya.