Survei Indikator: Kelompok Pemilih Anies-Muhaimin Paling Tinggi Soal Ketidakpuasan Kinerja Demokrasi
Kelompok basis pemilih pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar jadi pihak yang paling tidak puas dengan kinerja demokrasi.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil exit poll Pemilu 2024 yang dilakukan kepada pemilih yang baru keluar Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 14 Februari 2024.
Satu pertanyaan yang ditanyakan kepada pemilih yakni soal kinerja demokrasi dan Pemilu.
Berdasarkan penilaian kinerja demokrasi menurut basis capres-cawapres, didapati bahwa kelompok basis pemilih pasangan calon (paslon) nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) jadi yang paling tidak puas.
Ada sebanyak 41,8 persen pemilih AMIN yang menyatakan tidak puas atas kinerja demokrasi.
Tapi 55,9 persen lainnya menyatakan puas, 2,2 persen tidak tahu atau tidak jawab.
“Kelompok yang tidak puas atas kinerja demokrasi terutama dari basis Anies-Muhaimin dan partai-partai pengusungnya, PKS, Nasdem dan PKB,” kata Peneliti Utama Indikator Burhanuddin Muhtadi memaparkan hasil survei di kanal Youtube Indikator Politik Indonesia, Rabu (21/2/2024).
Sedangkan dua kelompok basis capres lainnya yakni Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD punya tingkat kepuasan tinggi.
Basis pemilih Prabowo-Gibran punya tingkat kepuasan 80,2 persen.
Sedangkan yang tidak puas hanya 17,8 persen.
Sementara basis pemilih Ganjar-Mahfud, 76,1 persen puas terhadap kinerja demokrasi.
Hanya 22,9 persen yang menyatakan kurang puas.
Baca juga: Kode Jokowi Jadi Jembatan usai Bertemu Surya Paloh, Begini Prediksi Nasib Koalisi Anies-Muhaimin
“Mereka yang paling puas terhadap kinerja demokrasi itu datang dari dua kelompok. Meskipun ketiganya basis Anies, Prabowo dan Ganjar mayoritas puas, tapi pemilih Prabowo dan Ganjar paling tinggi,” kata Burhanuddin.
Menurutnya hasil ini yang bisa dikatakan bahwa apa yang disampaikan kubu paslon 3 Ganjar-Mahfud maupun PDIP, tidak terikat dengan pendukung atau pemilihnya.
Sebab sebagaimana diketahui paslon 3 dan PDIP kerap mengkritik tajam kinerja demokrasi era penghujung masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Namun ternyata hal ini tidak selaras dengan opini dari para pemilihnya.
“Kan kritiknya tajam mas Ganjar maupun PDIP, terutama kebebasan demokrasi, pelanggaran konstitusi, etika demokrasi, tapi kalau ditanya sama basis pendukungnya mereka puas-puas aja,” ungkap dia.
Sebagai informasi, metode penelitian yang digunakan Indikator Politik Indonesia pada survei exit poll ini adalah wawancara secara tatap muka oleh pewawancara.
Populasinya adalah seluruh pemilih yang datang ke TPS dan memilih dalam pemilihan umum.
Sampel dipilih dengan metode Stratified Two Stage Random Sampling.
Jumlah sampel sebanyak 3.000 TPS yang tersebar secara proporsional di setiap daerah pemilihan.
Prosedur pemilihan sampelnya yakni stratifikasi di mana populasi TP dikelompokkan menurut wilayah.
Stage pertama yakni pada masing-masing wilayah dipilih TPS utama secara acak dengan jumlah proporsional.
Pada stage kedua, di masing-masing TPS terpilih, dipilih satu responden yang baru keluar dari TPS dengan gender dan waktu yang sudah ditentukan secara acak.
Adapun responden yang berhasil diwawancarai sebanyak 2.975 atau 99,22 persen. Margin of error alias toleransi kesalahan sebesar kurang lebih 1,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.