Soal Perolehan Suara Beda dari Quick Count, Jubir PSI Bandingkan dengan Gelora dan PKS
Menjawab hal itu, ia menyebut kenaikan itu berasal dari daerah pilih pemilu sebelumnya, yang mana Presiden Jokowi unggul.
Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Irma Hutabarat merespon soal naiknya suara PSI yang berbeda dari hasil quick count lembaga survei.
Menjawab hal itu, ia menyebut kenaikan itu berasal dari daerah pilih pemilu sebelumnya, yang mana Presiden Jokowi unggul.
“Suara yang belum terhitung itu masih 70 juta. Dan itu dimana Jokowi unggul. Artinya Kita masih dalam perhitungan 2,9 persen sekarang menjadi 3,11 persen,” kata Irma kepada Tribunnews.com di Jakarta Timur, Senin (4/3/2024).
Kemudian diungkapkannya sebenarnya perbedaan perolehan suaranya itu masih dalam margin of error.
Irma lalu menyinggung soal naiknya suara Partai Gelora dan PPP. Serta turunnya suara PKS dari laporan Sirekap.
“Kalau kita lihat perhitungan Gelora ada selisih sekitar 0, 91 persen. PPP yang di dalam quick count itu tidak masuk sekarang sudah mendekati 4 persen. Artinya ada kenaikan. Begitu juga dengan PKS yang turun menjadi 7,51 persen,” kata Irma.
“Jadi memang partai-partai lain ada juga mengalami naik dan turun suara. Sementara hanya PSI saja yang sorot. Padahal yang lain juga sama. Kenapa cuman PSI (Yang disorot),” tegasnya.
Atas hal itu ia meminta publik untuk menunggu perhitungan resmi KPU yang akan difinalkan sekira jelang akhir bulan ini.
“Jadi sebetulnya kita masih melihat margin of error yang masih bisa ditolerir. Jadi kita tunggu saja sampai tanggal 20 Maret nanti,” tandasnya.