Mengapa Ganjar-Mahfud Keok Meski Miliki Modal Kampanye Terbesar Dibanding Prabowo-Gibran dan AMIN?
Ini analisa pengamat terkait kekalahan Ganjar-Mahfud dalam Pilpres 2024 meski memiliki modal kampanye terbesar dibanding dua paslon lain.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengumumkan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK) para capres-cawapres yang berkontestasi dalam Pilpres 2024.
Dalam laporan tersebut, pasangan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD memiliki pengeluaran paling banyak dibanding dua paslon lainnya untuk berkampanye.
Adapun total pengeluaran Ganjar-Mahfud mencapai Rp 506.892.847.566,66 (Rp 506,8 miliar).
Modal tersebut disusul pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang melaporkan dana kampanyenya sebesar Rp 207.576.558.270 (Rp 207,5 miliar).
Sedangkan pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) paling sedikit modal kampanyenya yaitu sebesar Rp 49.340.397.060 (Rp 49,3 miliar).
Kendati demikian, modal kampanye besar yang digelontorkan kubu Ganjar-Mahfud berbanding terbalik dengan perolehan suaranya dalam Pilpres 2024.
Berdasarkan hasil hitung secara manual atau real count sementara KPU pada Kamis (7/3/2024) per pukul 03.00 WIB, dikutip dari Kompas.com, Ganjar-Mahfud berada di peringkat buncit dengan raihan 21.374.318 suara atau 16,68 persen.
Mereka bahkan kalah dari AMIN yang menggelontorkan modal kampanye paling sedikit.
Adapun AMIN berada di peringkat kedua dengan raihan 31.374.817 suara atau 24,49 persen.
Baca juga: Total Dana Kampanye Capres-cawapres 2024: Ganjar-Mahfud Terbesar Rp506,8 Miliar, AMIN Paling Kecil
Raihan suara Ganjar-Mahfud pun terpaut jauh dari Prabowo-Gibran yang memimpin dengan raihan 75.359.057 suara atau 58,82 persen.
Tak sampai di situ, Ganjar-Mahfud juga tidak mampu unggul di satu wilayah pun dibanding dua paslon lainnya.
Bahkan, meski AMIN juga bisa dikatakan terpaut jauh dalam raihan suara dengan Prabowo-Gibran, mereka masih mampu unggul di dua provinsi yaitu Aceh dan Sumatera Barat.
Lantas, apa penyebab raihan suara Ganjar-Mahfud bisa jeblok meski menjadi paslon dengan dana kampanye terbesar dibanding lainnya?
Berikut penjelasannya dari pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin kepada Tribunnews.com.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.