Mengapa Ganjar-Mahfud Keok Meski Miliki Modal Kampanye Terbesar Dibanding Prabowo-Gibran dan AMIN?
Ini analisa pengamat terkait kekalahan Ganjar-Mahfud dalam Pilpres 2024 meski memiliki modal kampanye terbesar dibanding dua paslon lain.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Tiara Shelavie
Diduga Modal Kampanye Tak Turun ke Rakyat, Justru Dinikmati Elite Timses
Ujang menduga dana kampanye besar yang dimiliki Ganjar-Mahfud tidak turun sampai ke akar rumput atau rakyat dan justru dinikmati para elite tim sukses (timses) yaitu Tim Pemenangan Nasional (TPN).
"Uang yang besar, kalau penggunaannya tidak efektif, ya sulit. Kan bisa jadi anggaran besar, tahu-tahu muncul di tim sukses, tim suksesnya tidak turun ke bawah, tidak turun ke rakyat. Itu juga bohong."
"Dalam konteks itu, bisa jadi, anggaran yang besar itu, mungkin mohon maaf, dinikmati oleh elite-elitenya, petinggi-petinggi tim sukses," ujarnya dalam pesan suara kepada Tribunnews.com, Kamis (7/3/2024).
Padahal, Ujang menilai dana kampanye yang fantastis tersebut bisa memenangkan Ganjar-Mahfud dalam kontestasi Pilpres 2024.
"Sebenarnya dana kampanye yang besar itu bisa memenangkan kontestasi politik. Namun tergantung asas efektivitasnya, tergantung tepat sasaran atau tidak."
"Jadi dana yang besar, tidak efektif, dan dananya tidak turun ke tim sukses di bawah dan masyarakat, itu menjadi persolan," jelasnya.
Jokowi 'Buntuti' Kampanye Ganjar-Mahfud Jadi Faktor Utama
Meski Ujang menganggap dana kampanye yang besar bisa memenangkan Ganjar-Mahfud, dirinya tetap menilai 'dibuntutinya' kampanye Ganjar-Mahfud oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi faktor utama kekalahan pasangan ini.
"Kalau yang saya amati, faktor paling besar (kekalahan Ganjar-Mahfud), ya karena ketika Ganjar kampanye, selalu di belakangnya dibersih-bersih oleh Jokowi."
"Ketika Ganjar kampanye di Papua, NTB, Jogja, Jateng, dimanapun itu selalu dibuntuti oleh Jokowi," ujarnya.
Alhasil, sosok Jokowi menjadi faktor utama tergerusnya suara Ganjar-Mahfud dalam Pilpres 2024.
Seperti diketahui, kunjungan kerja (kunker) Jokowi ke beberapa daerah kerap dilakukan setelah kampanye Ganjar-Mahfud.
Hal ini, menurut beberapa pihak, diduga demi membantu pemenangan Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.