Sosok Mantan Irjen Kementan Sekaligus Relawan Jokowi yang Nyaleg di Sulawesi Selatan, Raih 0 Suara
Jan Samuel Maringka tidak mendapatkan satu suara pun dalam pemilu legislatif di daerah pemilihan (dapil) I Sulawesi Selatan (Sulsel).
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eks Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian indonesia, Jan Samuel Maringka tidak mendapatkan satu suara pun dalam pemilu legislatif di daerah pemilihan (dapil) I Sulawesi Selatan (Sulsel).
Dalam rapat pleno rekapitulasi suara nasional 38 provinsi yang berlangsung di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Kamis (14/3/2024), Jan satu-satunya caleg Partai Perindo yang memperoleh 0 suara.
Ada total 6 caleg Perindo yang berebut kursi di dapil yang meliputi wilayah Bantaeng, Jeneponto, Takalar, Gowa, Kota Makassar, dan Kepulauan Selayar.
Jan merupakan Jaksa Agung Muda Intelijen 2017-2020.
Ia juga merupakan eks relawan Bara JP Jokowi.
Dalam rapat pleno rekapitulasi, Perindo hanya meraih 18.726 suara untuk total keseluruhan partai dan caleg di Dapil I Sulses.
Di posisi pertama dengan raihan 279.914 suara diperoleh Partai NasDem.
Sedangkan untuk perolehan suara pilpres di Sulsel, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka meraih 3.010.726 suara, disusul Baswedan dan Ganjar Pranowo 265.948 suara, serta Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dengan 2.003.081 suara.
Profil singkat
Jan Samuel Maringka lahir di Jakarta, 11 Oktober 1963.
Dia menjadi Lulusan Universitas Krisnadwipayana Fakultas Hukum pada tahun 1988.
Jan mengawali kariernya dalam kejaksaan RI sejak tahun 1989,
Dia awalnya bertugas sebagai Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat pada tahun 1991.
Kemudian berapa kali menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi sejumlah daerah, mulai dari Maluku hingga Sulawesi Selatan.
Pada 2003 Jan Samuel Maringka menjabat Kepala Kejaksaan Negeri Tarakan, dalam waktu dua tahun tepat nya pada tahun 2005 ia menjadi Atase Kejaksaan pada KJRI Hong Kong.
Tidak berhenti di situ pada 2008, Jan Samuel Maringka diangkat sebagai Kepala Bagian Kerja Sama Hukum Luar Negeri, di tahun 2010.
Dia menjabat Kepala Kejaksaan Negeri Serang, lalu pada tahun 2012, Ia menjabat Asisten Umum Jaksa Agung RI.
Kariernya terus melesat di tahun 2014 Jan Samuel Maringka menjabat sebagai Kepala Biro Hukum dan Hubungan Luar Negeri, dilanjutakan pada tahun 2015, Ia menjabat Kepala kejaksaan Tinggi Maluku.
Saat itu, Jan Samuel Maringka juga menangani kasus Bank maluku perkara korupsi yang menjerat eks Dirut Bank Maluku Idris Rolobessy.
Pada tahun 2017 Jan Samuel Maringka Menjabat Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan, Ia juga mendapat gelar Putu Lambeng oleh masyarakat adat Ammatoa.
Selama sembilan bulan bertugas sebagai Kajati Sulsel, Jan Samuel Maringka mengukir prestasi yang sangat baik, antara lain Tim pengawal dan Pengaman Pemerintahan dan Pembangunan (TP4) Daerah dengan total pendampingan proyek sebesar Rp.6,7 Trilyun.
Penghargaan dari LPDB-KUMKN atas Pengembalian Keuangan Negara melalui fungsi Jaksa Pengacara sebesar Rp 113 Milyar dalam waktu 3 bulan serta program siaran Radio Jaksa Menyapa yang di rekomendasikan oleh Asosiasi Bupati se-Indonesia untuk diterapkan secara Nasional.
Berkat prestasi gemilangnya, Jan Samuel Maringka dilantik sebagai Jaksa Agung Muda Intelijen pada 31 Oktober 2017.
Kasus Pencucian Uang Bank Century sebesar Rp 1,1 Milyar menjadi salah satu kasus yang di tanggani oleh Jan Samuel Maringka saat menjabat sebagai Jaksa Agung Muda Intelijen.
Pada tahun 2020 Jan Samuel Maringka di lantik sebgai Staf Ahli Jaksa Agung RI.
Jan Samuel Maringka menempuh pendidikan Sarjana Hukum di Universitas Krisnadwipayana, Jakarta 1988.
Jejak Pendidikan
SD Jakarta, 1976
SMP Jakarta, 1980
SMA Jakarta, 1983
Sarjana Hukum Universitas Krisnadwipayana, 1988
Doktor Ilmu Hukum Universitas Hasanuddin, 2015
Doktor Ilmu Hukum didapat dari Universitas Hasanuddin – Makassar (2015) dengan disertasi, “Penguatan Ekstradisi dalam Sistim Peradilan Pidana terkait dengan Yurisdiksi Asing”.
- Pendidikan kedinasan yang pernah diikutinya antara lain Commercial Law Course pada Melbourne University – Australia (1995),
- Training for Corruption Investigator (ILEA-Bangkok) 1999,
- Trans National Orgaized Crimes (UNAFEI-Japan) 2001 dan International Visitor Leadership Program (IVLP–USA, 2009),
- Diklat Kepemimpinan Tingkat Nasional PPRA LIII Lemhannas RI (2015).
- Diklat Kepemimpinan Tingkat I angkatan XXXVII di LAN-RI (2017).
Beberapa karya ilmiah telah dipublikasikan melalui jurnal baik didalam maupun di luar negeri, sedangkan karya ilmiah dalam bentuk buku yang telah diterbitkan berjudul “Peran Jaksa dalam Sistim Peradilan Pidana di Kawasan Asia Pasifik. (*)