Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pakar Wanti-wanti Dinamika Elite Politik Usai Pemilu 2024 Jangan Berujung Konflik Horizontal

Pakar Komunikasi Politik Universitas Padjajaran, Kunto Adi Wibowo menyebut dinamika politik bisa berpengaruh ke masyarakat di bawah.

Penulis: willy Widianto
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Pakar Wanti-wanti Dinamika Elite Politik Usai Pemilu 2024 Jangan Berujung Konflik Horizontal
tangkap layar
Pakar Komunikasi Politik Universitas Padjajaran, Kunto Adi Wibowo. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Komunikasi Politik Universitas Padjajaran, Kunto Adi Wibowo menyebut dinamika politik bisa berpengaruh ke masyarakat di bawah.

Karena itu, dia mewanti-wanti konflik politik di elite jangan sampai menimbulkan konflik horizontal.




“Selama konfliknya masih elite saja atau dari bawah ke elite, itu tidak masalah menurut saya. Tapi kalau sudah konflik horizontal, itu akan susah untuk meredam atau mendinginkan tensi politiknya,” kata Kunto di Jakarta, Jumat (29/3/2024).

Menurut Kunto, dinamika di elite politik masih aman selama masih dalam koridor demokrasi, tidak menggunakan kekerasan, tidak menghasut, dan tidak mengajak melakukan kekerasan.

Baca juga: Di Sidang Sengketa Pilpres, KPU Minta MK Tetapkan Suara Hasil Pemilu Sesuai Rapat Pleno

Dalam suasana bulan Ramadan, menjadi penting bagi semua orang untuk bisa mengendalikan diri, termasuk pengendalian diri dalam urusan politik.

“Saya pikir sampai sekarang, belum ada konflik yang meruncing sampai berujung kekerasan. Saya harap tetap kondusif terus suasananya. Walaupun ada gesekan dan dinamika di elite yang tensinya meninggi,” ujar dia.

BERITA TERKAIT

Kunto mengatakan, masyarakat harus bisa membedakan narasi untuk kepentingan politik elite dan yang memang nyata-nyata untuk mejaga demokrasi dan kepentingan pemilih atau publik luas. Masalahnya, ini cukup sulit.

Baca juga: PPP Buka Pintu untuk Prabowo Rekonsiliasi usai Pemilu: Bisa Terjadi 

“Harus bisa membedakan mana retorika untuk kepentingan elite, mana retorika yang bertujuan merawat demokrasi. Nah ini yang susah. Karena secara retorika akan sama saja. Butuh ketajaman dan kedalaman berpikir bagi kita untuk merespons isu elite,” kata Kunto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas