TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kuasa hukum Anies-Muhaimin dan kuasa hukum Ganjar-Mahfud sama-sama melayangkan protes atas deretan nama ahli yang dihadirkan oleh pasangan Prabowo-Gibran.

Mereka mempertanyakan independensi dari para ahli itu.

Dalam sidang sengketa pemilihan umum presiden (pilpres) di gedung MK, Jakarta, Kamis (4/4/2024), kuasa hukum Ganjar-Mahfud, Maqdir Ismail, protes terhadap ahli yang dihadirkan oleh Prabowo-Gibran atas nama Andi Muhammad Arsun. 

Saat pihak Ganjar-Mahfud mulai mempersiapkan segala hal terkait dengan permohonan ke MK, Andi masih sebagai direktur sengketa pilpres untuk Ganjar-Mahfud.

Mereka khawatir dengan independensi Andi. 

"Yang kami khawatir kehadiran beliau sebagai ahli akan terjadi konflik kepentingan, sehingga saya secara pribadi saya keberatan dengan kehadiran Muhammad Andi," jelasnya.

Kemudian, kuasa hukum Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis juga melayangkan protes.

Todung mengaku keberatan dengan kehadiran Mohammad Qodari.

Selanjutnya, protes juga dilayangkan oleh kuasa hukum Anies-Muhaimin Refli Harun.

Dia meminta mahkamah untuk mempertimbangkan keterangan dari Margarito dan Hasan Hasbi.

Sebab kedua orang itu dirasa Refli sering tampil di layar kaca mewakili 02.

"Bahkan pada acara terakhir saya dengan Margarito Kamis mengatakan bagian dari pendukung Prabowo, jadi kami mengajukan independensinya," tuturnya.

Bambang Widjojanto (BW), bagian dari tim Anies-Muhaimin juga protes atas kehadiran Eddy Hiariej sebagai ahli.

"Saya dapat info di berita, sahabat saya Eddy, kalau terbitan penyidikan baru ke Eddy," katanya.

"Apa relevansinya?" kata hakim konstitusi Suhartoyo.

"Relevansinya adalah seseorang yang jadi tersangka apalagi dalam kasus tindak korupsi untuk menghormati Mahkamah ini, sebaiknya dibebaskan sebagai ahli," jelas BW.

"Bapak kan mantan Ketua KPK, baru penyidikan atau tersangka baru?" tanya Suhartoyo.

"Saya ingin mengajukan ini jadi sebuah pertimbangan, nanti majelis pertimbangkan," jawab BW.

"Iya nanti majelis pertimbangkan," jawab Suhartoyo