Ragam Komentar Terkait Ide Prabowo Subianto Ingin Bentuk Presidential Club
Ragam komentar terkait keinginan presiden terpilih Prabowo Subianto untuk membentuk presidential club atau klub presiden.
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Bobby Wiratama
Ketua Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) DPP PKS, Al Muzammil Yusuf, menegaskan presiden terpilih memiliki hak untuk bertemu dengan siapa pun dan meminta masukan dari berbagai pihak.
Muzamil menegaskan, untuk wadah formal sudah ada Wantimpres yang anggotanya secara eksplisit ditunjuk presiden.
Lebih lanjut, ia menjelaskan Wantimpres berfungsi untuk menggantikan Dewan Pertimbangan Agung (DPA) pada masa Orde Baru yang dinilai kurang fleksibel dalam peran sebagai mitra penasihat presiden.
"Wantimpres menggantikan keberadaan DPA (Dewan Pertimbangan Agung) pada masa Orde Baru," katanya kepada wartawan, Senin.
"Karena dinilai kurang fleksibel dalam peran sebagai mitra penasihat presiden, Wantimpres dibentuk di bawah kewenangan presiden."
"Wantimpres berbeda dengan lembaga DPA yang sebelumnya dianggap setara dengan lembaga kepresidenan dan sering disebut sebagai lembaga tinggi negara," lanjutnya.
Namun, jelasnya, sebagai wadah informal, presidential club mungkin saja digunakan sebagai pertemuan untuk melakukan lobi.
"Sebagai wadah informal, presidential club bisa saja menjadi tempat untuk melakukan lobi atau pertemuan informal. Hal ini sah-sah saja dilakukan oleh presiden," tuturnya.
Gibran: Wadah untuk Satukan Pemimpin Bangsa
Wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka mendukung usulan Prabowo Subianto soal rencana pembentukan presidential club.
Gibran menilai, presidential club bisa menjadi wadah untuk menyatukan para pemimpin bangsa.
"Saya kira bagus, ya, untuk menyatukan mantan-mantan pemimpin, senior, sepenuh, agar bisa mendapatkan masukan dari beliau-beliau yang sudah berpengalaman," kata Gibran di Gedung DPRD Solo, Senin.
Menurutnya, presidential club bisa menjadi tempat untuk saling bertukar pengalaman dan pendapat para pemimpin bangsa.
Nantinya, masukan-masukan pemimpin terdahulu itu bisa menjadi pertimbangan untuk pemerintahan ke depan.
"Kan semuanya akan kita mintai pendapatan, senior-senior, pimpinan-pimpinan berpengalaman, memimpin negara pasti kami mintai pertimbangan. Itulah yang namanya presidential klub," tuturnya.
(Tribunnews.com/Deni/Fersianus/Rizki/Milani)