2 Alasan Kuat Duet Anies dan Ahok di Pilkada Jakarta Sulit Terwujud: Terjegal Aturan, Beda Ideologi
Pengamat manilai, wacana duet Anies dan Ahol sulit terwujud karena dua alasan ini.
Penulis: Rifqah
Editor: Nuryanti
Akan banyak hambatan yang dihadapi untuk menyatukan keduanya dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta pada November 2024 mendatang.
Hambatan pertama, soal basis massa, yaklni kedua tokoh tersebut punya latar belakang basis massa yang berbeda, sehingga sulit untuk menduetkan Anies dan Ahok.
Jika melihat akar rumput di PDIP, partai yang menaungi Ahok, pastinya akan sulit untuk menerima kehadiran Anies.
Begitu juga bagi massa Anies, basis Islamis yang menjadi pendukung Anies akan sulit menerima Ahok.
"Jangan-jangan kalau digabungkan justru yang terjadi kimiawinya, senyawanya negatif. Alih-alih menambah suara tapi malah menurunkan," ujar Burhanuddin di program Kompas Petang KOMPAS TV, Selasa (7/5/2024).
Hambatan kedua, garis perjuangan Anies berbeda dengan garis idiologi PDIP.
Hal itu jugalah yang membuat Pilkada DKI 2017 melahirkan kompetisi elektoral sangat panas.
Ketiga, hambatan teknis, soal siapa yang akan menjadi calon gubernur, siapa yang menjadi calon wakil gubernur.
Menurut Burhanuddin, belum tentu Ahok bersedia menjadi wakil Anies, begitu pula sebaliknya.
"Pertanyaannya apakah Anies bersedia sudah turun peringkat, sebelumnya capres jadi cawagubnya Ahok, gitu kan," ujarnya.
PDIP Buka Peluang Duet Anies-Ahok?
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto menanggapi wacana duet Anies-Ahok di Pilgub Jakarta.
Mengenai hal tersebut, Hasto mengatakan PDIP merupakan partai yang menganut sistem demokrasi yang menampung semua usulan yang datang dari bawah.
"Jadi, kita kan partai demokrasi yang berkarakter Indonesia, sehingga nama-nama itu diusulkan dari bawah," kata Hasto di Posko Teuku Umar, Menteng, Jakarta, Senin (6/5/2024) malam.
Nantinya, seluruh nama-nama yang muncul akan dilakukan penjaringan dalam setiap tingkatan.