Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Romo Magnis Sependapat dengan JK, Nilai Pemilu 2024 Terburuk Sepanjang Sejarah

Romo Magnis juga menegaskan hal itu harus diakui. Adapun realisme yang ia maksud adalah tentang bagaimana situasi pada politik di pemilu kali ini

Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Acos Abdul Qodir
zoom-in Romo Magnis Sependapat dengan JK, Nilai Pemilu 2024 Terburuk Sepanjang Sejarah
ist
Franz Magnis Suseno 

Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Profesor Filsafat Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyakara, Franz Magnis Suseno SJ atau Romo Magnis sepakat dengan pernyataan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK) yang menyebut Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang terburuk sepanjang sejarah.

“Tentu saja saya sependapat dengan pak Jusuf Kalla bahwa pemilu yang lalu adalah yang paling buruk di dalam sejarah Indonesia,” kata Romo Magnis saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk “Setelah 26 Tahun Reformasi dan Pilpres Nir-Jurdil” di Auditorium STF Driyakara, Jakarta, Senin (20/5/2024). 

Meski begitu, dalam politik, sisi realisme nyata dan riil.

Romo Magnis juga menegaskan hal itu harus diakui. Adapun realisme yang ia maksud adalah tentang bagaimana situasi pada politik di pemilu kali ini dalam kaitannya dengan etika.

Baca juga: Klarifikasi PDIP soal Kadernya Minta Politik Uang Dilegalkan saat Pemilu, Sebut Cuma Sarkasme

Sebagaimana diketahui, etika jadi salah satu kata kunci yang kerap ilir mudik dalam segala sudut pandang dan pembahasan banyak pihak pada Pemilu 2024 sebab tak lepas dari bagaimana langkah putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka untuk berkontestasi sebagai peserta.

“Tetapi politik menuntut realisme. Dan etika politik pun menuntut realisme, realisme berarti usahakan yang terbaik di dalam situasi yang memang nyata,” jelas Romo Magnis.

Franz Magnis Suseno berbicara dalam diskusi Setelah 26 Tahun Reformasi dan Pilpres Nir-Jurdil yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Jaga Pemilu dan Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta, Senin (20/5/2024).
Franz Magnis Suseno berbicara dalam diskusi Setelah 26 Tahun Reformasi dan Pilpres Nir-Jurdil yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Jaga Pemilu dan Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta, Senin (20/5/2024). (HANDOUT)
Berita Rekomendasi

Tentu tidak semua pihak menerima kemenangan Gibran yang maju bersama Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto. Namun Romo Magnis menyoroti tindakan itu tidak akan menyebabkan pecahnya konflik seperti Pemilu 2019 lalu.

“Risikonya jauh terlalu besar. Kita jangan berisiko bahwa sesuatu yang bawa kerusuhan lagi, perpecahan. Persatuan Indonesia saja bisa dalam bahaya kalau di Indonesia muncul konflik-konflik kekerasan lagi,” tuturnya.

“Dengan demikian kita harus bertanya atau bisa bertanya apa yang dapat kita perjuangkan,?” tambah Romo Magnis menegaskan. 

Baca juga: Prabowo Tegaskan Komitmennya soal Demokrasi saat Pimpin RI: Saya Sudah Keluar Militer 25 Tahun

Sebelumnya, JK menilai bahwa Pemilu 2024 adalah yang terburuk sepanjang sejarah Indonesia. Hal itu disampaikannya dalam acara diskusi di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) UI, Depok, Jawa Barat, Kamis (7/3/2024).

"Bagi saya, sering saya mengatakan ini adalah pemilu yang terburuk dalam sejarah Indonesia sejak tahun 55. Artinya adalah demokrasi pemilu yang kemudian diatur oleh minoritas, artinya oleh orang yang mampu, orang pemerintahan, orang yang punya uang," kata JK.

Dia khawatir, jika pemilu terburuk ini terus dibiarkan, kemungkinan Indonesia akan kembali ke masa otoriter.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas