Emil Dardak Bicara soal Koalisi PKS dan PKB di Pilgub Jatim 2024, Singgung soal Sahabat Tanding
Sebagai petarung di Pilgub 2024, Emil menilai setiap lawan politiknya adalah sahabat dalam bertanding, sehingga ia tak khawatir dalam kontestasi nanti
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Eks Wakil Gubenur Jawa Timur, Emil Dardak merespons kabar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan membuat poros baru sebagai tandingannya di Pilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2024.
Menurut Emil, hal itu sah-sah saja, ia pun tak khawatir dengan adanya koalisi baru yang akan melawannya itu.
Justru, sebagai petarung di Pilgub 2024, Emil menilai setiap lawan politiknya adalah sahabat dalam bertanding.
Pihaknya pun menghormati keputusan kedua partai tersebut.
"Kita menghormati seluruh pihak elemen yang ingin berpartisipasi dalam proses pemilihan ini di dalam proses demokrasi."
"Kita tentunya semua menjadi sahabat dalam tentunya mungkin kalau memang menjadi sebuah poros atau calon tentunya akan jadi sahabat tanding gitu," kata Emil saat ditemui di kawasan Jakarta, Senin (20/5/2024).
Seperti diketahui, PKS dan PKB dikabarkan akan berkoalisi membuat poros baru dengan mengusung mantan Ketua PWNU Jawa Timur, KH Marzuqi Mustamar di Pilkada Jawa Timur 2024.
Poros ini nantinya akan menjadi lawan paslon petahana, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak.
Terkait hal itu, Emil pun menyerahkan kepada masyarakat untuk leluasa memilih.
"Sekali lagi kami pada saat ini fokus untuk menyapa segenap masyarakat stakeholder yang selama ini telah memberikan dukungan support."
"Juga bagaimana juga kita bisa terus menyapa masyarakat yang selama ini telah bersentuhan dengan kami melalui pengabdian kami dalam pemprov Jatim," ujar Emil.
Baca juga: Bersama PKS, PKB ungkap Dalam Waktu Dekat akan Umumkan Sosok Tandingan Khofifah di Pilkada Jatim
PKS: Harus Ada Kompetitornya
Sebelumnya, Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera menyampaikan PKS tidak mau jika nantinya Khofifah-Emil hanya melawan kotak kosong saja.
Oleh karena itu, PKS dan PKB terus menjalin komunikasi untuk membentuk koalisi tandingan.
"Yang paling baik tentu tidak tunggal ya, harus ada kompetitornya."