PKS Dukung Bobby Nasution di Pilgub Sumut 2024 Tanpa Usul Nama Cawagub
PKS memberikan dukungan ke Bobby Nasution, PKS menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada Bobby untuk memilih pasangannya
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Ketua DPP PPP Achmad Baidowi sebelumnya menyindir PKS yang ngotot mengusung Sohibul Iman untuk dipasangkan dengan Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta 2024.
Menurutnya, jika memang jumlah kursi tak cukup untuk mengusung Anies, jangan mengunci.
Diketahui, usulan Sohibul Iman mendampingi Anies itu dinilai sebagai upaya PKS untuk menutup pintu mengembangnya koalisi.
Baidowi menilai tidak ada partai politik yang bisa mengusung calonnya sendiri di Pilkada Jakarta.
"Pertanyaannya kemudian PKS cukup kursi tidak? Kalau tidak cukup kursi, saran saya kepada semua partai politik kalau tidak cukup kursi jangan ngunci calon supaya mendapatkan teman koalisi," kata Baidowi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/7/2024).
Lebih lanjut, duet Anies-Sohibul Iman atau AMAN, menurut Baidowi belum tentu terwujud.
Apalagi, menurut PPP Sandiaga Uno masih relevan untuk dicalonkan menjadi pendamping Anies Baswedan lagi.
Apalagi, pasangan ini pernah memenangkan kontestasi Pilkada Jakarta 2017 lalu.
"Memungkinkan saja (duet Anies-Sandi), karena pernah jadi pernah sukses, success story-nya ada gitu loh," kata Baidowi.
Kendati demikian, lanjut Baidowi, PPP masih belum final untuk menentukan sikapnya di Pilkada Jakarta.
Sama seperti PPP, PKB juga meminta PKS supaya bersabar menatap Pilkada Jakarta 2024.
Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid menilai langkah PKS mengumumkan Anies-Sohibul seolah-olah ingin menutup peluang lain.
"Kepada teman-teman PKS, bersabar dulu untuk kemudian duduk bareng-bareng gitu, bersama partai lain, supaya enggak ngunci dua partai," kata Jazilul di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Selasa (2/7/2024).
Jazilul Fawaid menekankan bahwa Pilkada Jakarta 2024 masih dinamis.
"Setahu saya belum ada yang duduk bersama, termasuk PKB katakanlah dengan PKS, belum intensif untuk duduk bersama."
"Semuanya masih cair, dan kadang dikaitkan dengan koalisi di pilpres, ada KIM (Koalisi Indonesia Maju), ada (Koalisi) Perubahan," pungkas Jazilul.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Fersianus Waku/Chaerul Umam)