Hermawi Umumkan Usung Anies di Pilkada Jakarta, Sahroni Sebut Belum Final, Internal NasDem Terpecah?
Keputusan Partai NasDem mendukung Gubernur Petahana Jakarta, Anies Baswedan ternyata masih bisa berubah.
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sikap Partai NasDem terkait pengusungan Anies Baswedan sebagai calon gubernur Jakarta di Pilkada Jakarta 2024 menjadi sorotan.
Pasalnya dua elite NasDem mengeluarkan pernyataan berbeda terkait pengusungan Anies Baswedan.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai NasDem Hermawi Taslim menyatakan partainya untuk mengusung Anies untuk kembali maju sebagai bakal cagub.
Baca juga: Anies dan Ahok Mulai Intens Jalin Komunikasi, Indikasi Kuat Bakal Bersatu di Pilgub Jakarta?
Namun, sepekan setelahnya, Bendahara Umum Partai NasDem, Ahmad Sahroni mengatakan keputusan partainya mendukung Gubernur Petahana Jakarta, Anies Baswedan ternyata masih bisa berubah.
Benarkah NasDem tidak satu suara mendukung Anies Baswedan maju Pilkada Jakarta?
Diumumkan Hermawi Taslim
Keputusan pengusungan NasDem untuk Anies ditetapkan dalam rapat tertutup yang digelar oleh Pimpinan DPP NasDem dan Ketua DPW NasDem Jakarta Wibi Andrino.
"Bahwa menyepakati untuk Pilkada DKI, Pak Surya Paloh memimpin rapat langsung menetapkan Bapak Anies Baswedan sebagai calon gubernur DKI Jakarta dari Partai NasDem," kata Hermawi Taslim di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Senin (22/7/2024).
Taslim mengatakan, sejatinya NasDem memang telah menargetkan deadline untuk mengumumkan nama yang bakal diusung di Pilkada Jakarta pada 31 Juli mendatang.
Akan tetapi, Hermawi menyebut, kalau ternyata pembahasan dan keputusan itu telah disepakati lebih cepat.
"Kapan kami deadline untuk memutuskan? Tanggal 31 Juli, namun sore ini telah membulatkan tekad," kata Hermawi.
Baca juga: Kala Anies Baswedan dan Ahok Cerita soal Komunikasi Mereka: Sewajarnya Teman
Di mana, sejatinya dalam rapat pleno yang digelar NasDem pada 11 Mei lalu, awalnya ada tiga nama yang bakal diusung NasDem.
Adapun ketiga nama itu yakni Anies Baswedan, Bendahara Umum NasDem Ahmad Sahroni dan Ketua DPW NasDem Jakarta Wibi Andrino.
Namun, pada sore ini, NasDem kata dia, sudah memantapkan satu nama yakni Anies Baswedan untuk didorong maju di Pilkada Jakarta.
"Pleno 11 mei 2024 yang waktu itu mengkristal tiga nama untuk calon gubernur Anies Baswedan, Ahmad Sahroni dan Wibi Andrino. Terus berputar dan setiap media tanya selalu mengatakan stok kami tiga nama itu," tandas Hermawi.
Baca juga: Momen Anies-Sandi Saling Rangkul di Mukernas Perindo, Bakal Kembali Berpasangan di Pilkada Jakarta?
Ahmad Sahroni Sebut Bisa Dicabut
Keputusan Partai NasDem mendukung Gubernur Petahana Jakarta, Anies Baswedan ternyata masih bisa berubah.
Partai besutan Surya Paloh itu mengungkap dukungan yang sudah dikasih masih bisa dicabut.
Demikian disampaikan oleh Bendahara Umum Partai NasDem, Ahmad Sahroni. Menurutnya, keputusan partai masih bisa berubah hingga pendaftaran pada KPU mendatang.
"Bisa dicabut, bisa saja tidak dilanjutkan (dukungan ke Anies) untuk pendaftaran," kata Sahroni di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/7/2024).
Sahroni mengingatkan para calon kepala daerah yang sudah memegang rekomendasi dari NasDem masih bisa dibatalkan. Aturan ini tidak berlaku hanya kepada Anies saja.
"Yang udah ditetapin misalnya. Belum tentu juga.
Yang ditetapin, oke, akan daftar. Karena politik itu sangat dinamis. Lu boleh megang rekomendasi.
Tahu-tahu rekomendasi dibatalin. Who know," ucapnya.
Baca juga: Anies Klaim Berteman Baik dengan Ahok, Blak-blakan Sering Bahas Urusan Pribadi Lewat WA
Di sisi lain, Sahroni mengaku tidak tahu apakah Anies sudah mendapatkan surat rekomendasi dari NasDem. Hanya saja, ia mengingatkan dukungan masih bersifat dinamis.
"I dont know, saya belum tau karena saya bukan Bapilu. Mana sih suratnya, mana suratnya? Gue sebagai orang NasDem aja belum tahu. Karena bukan di Bapilu gue ya. Jadi semua sangat dinamis," ungkapnya.
Lebih lanjut, Sahroni kembali mengingatkan bahwa keputusan dukungan kepada Anies masih bisa berubah. Menurutnya, keputusan final nantinya akan diketok oleh Surya Paloh.
"Enggak kan pertimbangannya ada di ketua umum, bukan di saya. Tapi semua ketua umum. Mau lanjut tetap sampai pendaftaran, atau ada yang ganti. Atau ada proses yang lain. Tapi yang pasti, temen-temen harus sadari bahwa ini proses dinamika politik sangat dinamis. Jadi, naik turun kadang dia. Dan mudah-mudahan kalau sampe ujung sampai daftar ya," pungkasnya.