Mantan Mendag Tom Lembong dan Aktor Reza Rahadian Ikut Aksi Tolak RUU Pilkada: Begini Orasi Mereka
Mantan Menteri Perdagangan Tom Lembong menegaskan kehadirannya dalam aksi hari ini mewakili untuk masa depan negara ini
Editor: Erik S
"Saya merasa ini adalah waktu yang tepat untuk saya keluar dan bersama dengan kawan-kawan semua."
"Melihat bagaimana MK yang sedang berusaha mengembalikan citranya setelah wajahnya habis porakporandakan dari sebelumnya, dan hari ini kita sudah mendapatkan sebuah keputusan yang sangat kita hormati dari MK masih juga berusaha untuk dibegal, masih juga berusaha untuk dijegal," kata Reza di mimbar orasi.
Massa demonstran pun berteriak menyambut orasi sang aktor.
Reza lantas menyuarakan keraguannya pada para anggota DPR yang setuju merevisi UU Pilkada dan menganulir putusan MK.
Ia mempertanyakan para wakil rakyat itu berada di pihak mana.
"Kalau Mahkamah Konstitusi sedang melakukan perbuatan yang mengembalikan nobelity-nya sebagai Mahkamah Konstitusi, lalu hari ini kita mendapatkan kenyataan bahwa itu coba dianulir oleh sebuah lembaga yang katanya adalah wakil-wakil kita semua hari ini, lantas Anda-Anda di dalam ini wakil siapa!" pekik Reza yang sekali lagi riuh disambut sorakan para demonstran lain.
Baca juga: Rapat Paripurna Pengesahan RUU Pilkada Ditunda, DPR Belum Bisa Pastikan Kapan Bakal Digelar Lagi
Reza juga menegaskan dirinya tidak mewakili kubu politik manapun.
Ia murni bersuara sebagai masyarakat yang resah atas ulah DPR.
"Ini bukan negara milik keluarga tertentu. Kalau ada nomor dalam Undang-Undang kemudian hanya dibela untuk keluarga tertentu. Miris melihat ini semua," kata Reza.
Mamat Alkatiri: Keadaan genting
Sementara itu, komika Mamat Alkatiri yang juga ikut berunjuk rasa, mengutarakan aspirasinya melalui awak media.
Mamat menegaskan agar masyarakat harus bersatu mengawal putusan MK dan jangan mau dipecah.
"Teman-teman kita datang ke sini (depan Gedung DPR RI), saya cuma minta jangan mau lagi kita dipecah belah oleh mereka," ujar Mamat.
"Kita tinggalkan ego yang ada pada diri kita, kita bersatu, karena mereka takut kita bersatu. Jadi teman-teman datang ke sini atas aspirasi sendiri, mereka takut kita jadi banyak," lanjutnya.
Pemuda asal Fakfak itu menilai, selama ini aspirasi masyarakat banyak yang dibungkam.