Tak Mau Jual Nama Jokowi di Pilkada Jakarta, Pramono Anung: Kita Jual Gagasan, Kegembiraan
Pramono Anung dan Rano Karno tegaskan tidak mau jual nama Jokowi di Pilkada Serentak 2024 nanti, ia sebut hanya jual gagasan.
Penulis: tribunsolo
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta, Pramomo Anung dan Rano Karno, membantah isu jual nama Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Menurutnya, ia bersama Rano Karno hanya akan mengedepankan gagasan untuk masyarakat di Pilkada Serentak 2024.
"Yang jelas kita jual gagasan, jual kegembiraan, keceriaan, kerja sama, mengendorse rakyat,menawarkan suatu yang real, itu yang akan kami lakukan," kata Pramono, dikutip dari kanal YouTube Najwa Shihab, Kamis (29/8/2024).
Bahkan, Pramono menegaskan, dirinya merupakan calon dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang diketuai oleh Megawati Soekarnoputri.
"Ya calon PDIP 1000 persen dong, calon PDIP (bukan calon Pak Jokowi)," lanjutnya.
Ketika disinggung mengenai dirinya dan Rano calon titipan Jokowi, ia menepis isu tersebut.
"Enggak-enggak mana bisa dititipin. Saya 1000 persen maju karena keputusan Ibu Megawati," ujarnya.
Saat ini, Pramono Anung masih menjabat sebagai Sekretaris Kabinet di pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Ia menyebut, jika menjual nama Jokowi untuk menarik suara masyarakat Jakarta akan ada beberapa pihak yang marah.
"Ya nanti marah jualan Pak Jokowi, PDIP marah, Koalisi Indonesia Maju (KIM) marah, malah dimarahin semuanya," tegasnya.
Baca juga: Bertarung di Pilkada Jakarta, Kekayaan Ridwan Kamil Kalah Jauh dari Pramono Anung
Diketahui, sebelum resmi mendaftarkan diri sebagai peserta Pilkada Jakarta, Pramono sempat memohon izin kepada Jokowi.
"Saya telah menyampaikan dan memohon izin kepada Presiden sebanyak dua kali," ujar Pramono di KPUD Jakarta, Rabu (28/8/2024) lalu.
Menurut Pramono, Jokowi memberikan restu tersebut dan memberikan dorongan kepadanya untuk maju Pilkada Jakarta.
"Ketika menyampaikan permohonan izin yang pertama, beliau dengan spontan menyampaikan, 'Mas tidak banyak orang yang mendapatkan kesempatan seperti ini. Harus maju,' walaupun terus terang pada waktu itu saya masih ragu-ragu mau maju atau tidak," ucapnya.