Anies Gagal Maju Pilkada 2024 hingga Dijuluki Kutu Loncat, Rocky Gerung: Konsekuensi Tak Berpartai
Pengamat politik, Rocky Gerung memberi tanggapan gagalnya Anies Baswedan maju di Pilkada 2024.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik, Rocky Gerung, memberi tanggapan gagalnya Anies Baswedan maju di Pilkada 2024.
Selain batal maju di Pilgub Jakarta, Anies Baswedan juga urung maju di Pilgub Jawa Barat.
Rocky Gerung menilai harapan Anies Baswedan di dunia politik belum berakhir, asalkan mau bergabung dengan partai politik.
"Ya fakta itu sudah terjadi, Anies tidak memperoleh tiket Anies gagal, Anies dihalangi, Anies harus mengakhiri karier politiknya, semua itu fakta hari ini."
"Tetapi selalu ada potensi untuk menghidupkan kembali harapan pada Anies, harapan itu hanya mungkin secara rasional kalau Anies punya partai politik, punya kekuatan politik," ungkap Rocky Gerung, Kamis (29/8/2024), dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official.
Rocky bilang, kapasitas Anies tidak diragukan dalam pertandingan politik.
"Tetapi. dia tidak punya kemampuan untuk mendalilkan bahwa kapasitas dia itu bisa ditangkap dengan sempurna oleh partai-partai politik."
"Partai politik kembali untuk menghitung 2029, tentu Anies Itu jadi hambatan buat PDIP, misalnya tuh," ujar Rocky.
Julukan Kutu Loncat
Rocky Gerung juga menyoroti julukan kutu loncat yang disematkan pada Anies lantaran berpindah-pindah partai untuk mencari dukungan.
"Orang mungkin juga mulai menghubungkan bahwa Anies memang kutu loncat dan sudah ada ledekan semacam itu, berupaya untuk nyari dukungan di Demokrat, lalu batal."
"Lalu pindah NasDem segala macam, NasDem juga hanya manfaatkan Anies, PKB juga begitu," ungkapnya.
Baca juga: Pesan Anies ke Pendukungnya setelah Batal Maju Pilkada 2024: Jaga Suasana Teduh Tenang
Termasuk saat Anies berkomunikasi dengan PDIP, namun kembali gagal.
"Kandeng banteng mungkin bikin evaluasi bahwa ya enggak mungkin Anies itu disediakan untuk memimpin Indonesia walaupun kapasitas intelektualnya terandal."
"Karena bagi PDIP ya masuk akal bahwa yang musti memimpin Indonesia adalah kader PDIP kan," ungkap Rocky.