Gerakan Golput di Pilkada Jakarta Bakal Sia-sia, Pengamat Sebut Untungkan Lawan Politik
Ray Rangkuti menilai gerakan Anak Abah Tusuk Tiga Paslon di Pilkada Jakarta 2024 bukanlah langkah tepat untuk membuat perlawanan politik.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Nanda Lusiana Saputri
"Kalau di Jakarta kan ada kandidat yang lain, yang setidaknya tidak mengecewakan mereka," ujarnya.
Aspirasi Pendukung Anies
Sementara itu, juru bicara dan koordinator relawan Anies Baswedan, Iwan Tarigan menanggapi munculnya gerakan 'Anak Abah tusuk tiga paslon'.
Iwan menegaskan, tidak ada gerakan terkoordinir mengenai hal ini, melainkan sebuah aspirasi pendukung Anies Baswedan.
"Kalau gerakan yang terkoordinasi itu tidak ada, tetapi kalau aspirasi, amarah, itu memang ada," ungkap Iwan dalam kesempatan yang sama.
Aspirasi ini muncul setelah Anies Baswedan gagal maju ke Pilkada Jakarta 2024.
Anies yang awalnya didukung tiga partai politik, harus gigit jari setelah ketiganya berpaling mendukung pasangan Ridwan Kamil-Suswono.
Partai tersebut yakni PKS, NasDem, dan PKB.
"Gerakan ini terjadi karena aspirasi mereka itu tidak berjalan, karena demokrasi ditutup," ujar Iwan.
Iwan menegaskan, pihaknya masih memiliki waktu dua bulan sebelum menentukan pilihan di Pilkada Jakarta.
Menurutnya, pendukung Anies Baswedan tetap akan menggunakan hak pilihnya.
"Apakah dalam waktu dua bulan, tentunya ada logika-logika lagi, memilih di antara terburuk menjadi terbaik."
"Mereka harus memilih juga di antara itu," ungkapnya.
Ia mengatakan, pendukung Anies akan mempertimbangkan untuk memilih calon yang mempunyai program baik seperti yang telah Anies lakukan.
"Kalau ada pasangan yang menunjukkan visi misi, program kerja, keberpihakan seperti Pak Anies atau melebihi Pak Anies, mungkin saja relawan berubah pikiran."
"Sehingga yang kita harapkan, calon-calon ini bisa memberikan visi-misi kepada warga Jakarta," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)