Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pramono-Rano Terima Keluhan Kader PDIP Jakarta Utara Soal Jam Operasional Truk Kontainer

Kader PDIP di Jakarta Utara Mengadu soal jam operasional truk kontainer kepada Pramono Anong dan Rano Karno.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Pramono-Rano Terima Keluhan Kader PDIP Jakarta Utara Soal Jam Operasional Truk Kontainer
Tribunnews.com/ Gita Irawan
Konsolidasi Pemenangan Pramono-Rano di GOR Jakarta Utara pada Minggu (15/9/2024). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Pengurus Anak Cabang PDIP Kecamatan Koja Jakarta Utara, Nelly Sinorita, mengadukan soal jam operasional kontainer di wilayahnya kepada bakal pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Derah Khusus Jakarta (DKJ) Pramono Anung dan Rano Karno.

Awalnya, Nelly bercerita tentang kecelakaan lalu lintas di Kelurahan Tugu Selatan Kecamatan Koja yang terjadi kemarin.

Ia mengadu kepada Pramono-Rano bahwa operasional truk kontainer sangat riskan bagi warga.

"Yang ingin saya minta tolong jika Bapak dan Bang Doel (Rano) terpilih jadi Gubernur DKI, tolong Pak, kontainer di Jakarta Utara sangat riskan. Itu yang pertama," kata Nelly saat Konsolidasi Pemenangan Pramono-Rano di GOR Jakarta Utara, Minggu (15/9/2024).

"Kenapa? Karena setiap saya rapat ke-DPC pasti saya harus berjuang dengan kontainer. Tolong jam terbang (operasional) kontainer diperhatikan. Kalau mereka melanggar tolong ditindak tegas," sambung dia.

Baca juga: Pramono Anung Yakin Tanpa Diminta Ahok Bakal Terlibat Dalam Kampanye Pemenangannya di Pilgub Jakarta

Menjawab hal tersebut, Pramono mengaku telah bertemu dengan komunitas truk kontainer.

Berita Rekomendasi

Menurutnya, persoalan utama terkait dengan operasional kontainer yang ada di Jakarta Utara adalah disiplin dan ketertiban.

"Rata-rata baik yang kontainernya sendiri, premannya, pembuat kebijakannya, tidak sungguh-sungguh untuk menertibkan itu. Seringkali menjadi masalah dan mengganggu ketertiban," kata dia.

Baca juga: Pramono Anung Tidak Mau Gunakan Politik Identitas: Kami Tidak Mau Ada Benturan

"Maka untuk itu, harus ada pengaturan waktu yang pasti dan terbuka oleh seluruh warga. Tetapi jangan kemudian, para driver kontainer juga akan kehilangan mata pencahariannya karena pengaturannya tidak baik. Maka dengan demikian, pengaturan itu menjadi penting," sambung dia.

Sedangkan Rano, menjawab aduan Nelly dengan membagikan pengalamannya sebagai Gubernur Banten.

Menurutnya, saat ini permasalahan yang juga harus dibenahi adalah terkait dengan pengaturan sirkulasi.

"Untung saja, Pemerintah bangun (Tol) Patimban, kalau nggak tingkat kecelakaan Tanjung Priok lebih banyak. Untung Pelabuhan diperbesar, kalau nggak macetnya lebih gila. Sekarang ini tinggal sirkulasi yang diatur, mana barang, mana hewan," kata Rano.

"Dulu barang Priok, kambing Priok, Sapi Priok, mobil Priok. Bangunlah Patimban. Sebetulnya dulu Banten mau bikin. 2003 Ibu Mega sudah groundbreaking bikin pelabuhan, supaya apa? Tanjung Priok nggak padat. Cuma 2004 berganti pemerintahan. Bojonegoro nggak jadi, pindah ke Patimban," kata dia.

Ia menjelaskan, saat menjadi Gubernur Banten, setiap hari 72 persen industri Banten dibawa ke Tanjung Priok lewat tol.

Sebab itu, kata dia, terjadi kemacetan.

"Artinya, pelabuhan itu pusat, perhubungan, Polda, tentu Gubernur. Nanti kalau Mas Pram jadi Gubernur, kita jadi wakilnya, kita atur supaya bagaimana pelayanan bagus, keselamatan utama," kata Rano.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas