Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ridwan Kamil ingin Evaluasi Kebijakan Biar Larang Kendaraan Emisi Masuk Kawasan Kota Tua

Tak hanya itu, RK juga akan memperbanyak pohon di kawasan kota tua sehingga emisi juga akan terserap oleh pohon

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Ridwan Kamil ingin Evaluasi Kebijakan Biar Larang Kendaraan Emisi Masuk Kawasan Kota Tua
Tribunnews.com/Igman Ibrahim
Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil (RK) dan Suswono seusai blusukan keliling kota tua di Jakarta Barat pada Selasa (24/9/2024).  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil (RK) mengatakan pihaknya ingin melakukan evaluasi kebijakan biar melarang motor masuk kawasan kota tua jika terpilih dalam Pilkada Jakarta 2024.

Dia pun mengungkit kawasan wisata di sejumlah negara di eropa memang melakukan pembatasan kendaraan emisi.

Sebaliknya, mereka digantikan dengan kendaraan listrik.

"Iya nanti dievaluasi, diaudit ya. Idealnya seperti di beberapa negara ada kawasan wajib mobil listrik misalnya atau gimana harusnya bisa lah ya," kata RK seusai blusukan keliling Kota Tua di Jakarta Barat pada Selasa (24/9/2024) siang.

Tak hanya itu, RK juga akan memperbanyak pohon di kawasan kota tua. Dengan begitu, emisi juga akan terserap oleh pohon.

Baca juga: IShowSpeed Tiba di Jakarta, Langsung Keliling Kota Tua, Santap Nasi Padang hingga Main Angklung

"Nah rendah emisi juga tadi populasi pohonnya juga harus berlipat-lipat karena pohon yang banyak pasti mengurangi emisi karena disedot, diserap, polusi," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

Pembangunan Kota Tua Masih Belum Maksimal

Calon gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil (RK) blusukan keliling Kota Tua di Jakarta Barat pada Selasa (24/9/2024) siang.

Mantan Gubernur Jawa Barat tersebut pun menyebut penanganan Kota Tua masih belum maksimal.

Padahal, kata RK, Kota Tua merupakan salah satu warisan Jakarta pada zaman terdahulu.

Namun, tempat itu masih belum maksimal dalam aktivitas ekonomi hingga pariwisata.

"Kota tua ini belum maksimal dalam pandangan kami dari sisi pergerakan ekonomi, aktivitas, dan destinasi pariwisatanya. Tadi saya ngobrol dengan para pemandu pariwisata ternyata ada asosiasinya. (Dia bilang) masih belum ramai lah kira-kira begitu dan masih banyak kendala-kendala yang sifatnya sosial ya," kata RK.

Tak hanya itu, RK menyatakan pedagang kaki lima juga masih belum teratur dan banyaknya bangunan kosong.

Sebaliknya, parkir di kawasan kota tua juga masih mahal karena dikelola orang yang tidak bertanggung jawab.

Alumnus ITB itu mengatakan pihaknya ingin membenahi masalah yang ada di kota tua.

Caranya, ia akan memberikan 'suntikan populasi' agar tempat itu lebih ramai.

"Gagasan dari Rido itu adalah menyuntikan populasi kalau populasinya banyak, minimal tiga kali lipat pasti kawasan ini hidup," jelasnya.

Lebih lanjut, RK menambahkan salah satu cara menyuntikan populasi manusia lewat institusi pendidikan.

Dia berjanji nantinya akan membangun universitas setara UPH dan Binus di tempat tersebut.

"Teori memasukkan institusi pendidikan seperti karawaci ada UPH jadi ramai kan atau kawasan-kawasan ada BINUS jadi ramai.

Nah ini juga sama, kita cari. Hanya universitasnya kita pilih yang ada hubungan dengan ekonomi kreatif sebagai salah satu strategi kota global," ungkapnya.

"Mungkin kampus musik, kampus film, kampus kuliner, kampus digital. Tapi kalau hanya kampus tanpa hunian kan teorinya berulang, terjadi kemacetan orang datang kesini," sambungnya.

Lebih lanjut, RK menambahkan dirinya sudah melihat ada sejumlah lahan kosong yang bisa dibuat hunian dan kampus. Lahan itu kini masih dikelola oleh salah satu BUMN.

"Kita telaah ada beberapa lahan kosong bisa dibuat hunian tinggal. Jadi orang tinggalnya disini, ngampusnya disini, ngecafenya disini bikin aktivitas kreatif di tengah jalan sini, di alun-alun, dan lain sebagainya. Nanti kita bicarakan karena sebagian besar asetnya milik BUMN itu siapapun pemilik silahkan saja tapi visi-misi kotanya harus satu frekuensi," ungkapnya.

Dengan begitu, Ia mengharapkan kota tua bisa menjadi kota yang lebih nyaman selayaknya kota di Eropa yakni kawasan yang lebih nyaman dan minim polusi.

"Harapannya dalam 5 tahun harusnya kawasan ini hidup seperti kota-kota eropa, lebih nyaman, pohonnya kita banyakin juga untuk ngurangin polusi dan keteduhan Insyaallah menjadi tempat yang teristimewa dalam pembangunan Jakarta ke depan," katanya.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas