Atur Strategi Kampanye Pilkada Lebih Efektif, Pilkada.AI Luncurkan Tiga Fitur Baru
Biaya yang dibutuhkan untuk mencalonkan diri sebagai bupati atau wali kota berada pada kisaran Rp20-30 miliar.
Editor: Dodi Esvandi
Nadia mengatakan Video Generative AI tersebut akan memudahkan Cakada menciptakan komunikasi yang lebih personal dan menjangkau konstituen dengan lebih efektif tanpa harus memproduksi banyak video berulang kali.
Selain Video Generative AI, Pilkada.AI juga memperkenalkan fitur Pemantauan Media untuk mengetahui persepsi publik terhadap Cakada.
Fitur ini memungkinkan untuk melacak isu-isu dan persepsi masyarakat terhadap diri mereka dan juga terhadap pesaing, secara real time.
Baca juga: Mantan Presiden Jadi Juru Kampanye di Pilkada, Bawaslu: Biar Masyarakat yang Menilai
Tak hanya memberikan informasi tentang apa yang dibicarakan di media dan masyarakat, fitur tersebut juga memberikan rekomendasi yang dihasilkan secara otomatis oleh kecerdasan buatan (AI).
Melalui fitur itu, Cakada dapat lebih responsif terhadap tren dan sentimen yang berkembang dalam masyarakat.
Dengan demikian, Cakada bisa mengatur strategi kampanye mereka dengan lebih efektif dalam waktu singkat.
Kemudian satu fitur lagi yang diperkenalkan adalah Kamar Hitung, sebuah inovasi yang memudahkan proses rekapitulasi suara secara real-time, mirip dengan quick count.
Relawan dapat mengambil foto kertas C1 hasil pemungutan suara di tiap TPS dan mengunggahnya ke aplikasi.
Selain itu, tim sukses (timses) juga bisa memasukkan angka hasil perhitungan secara manual untuk memastikan keakuratan data yang diunggah.
Menurut Nadia, pada hari pencoblosan, timses dari setiap calon kepala daerah dapat mengunggah hasil rekapitulasi dari setiap TPS, baik melalui foto maupun input manual.
Tambahan ketiga fitur baru tersebut semakin melengkapi service yang ditawarkan Pilkada.AI.