2 Alasan Effendi Simbolon Dipecat PDIP: Dianggap Kongkalikong dengan Jokowi hingga Dukung RK
Effendi Simbolon diduga kuat berkongkalikong dengan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dan terang-terangan dukung RK
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Tiara Shelavie
Sikap politik Effendi Simbolon yang mendukung Ridwan Kamil ini sangat membuat PDIP lelah menghadapi manuver kader.
"Kami sudah capek membahas sikap politikus partai yang memilih hengkang dan bermanuver ke kubu lawan," ujar Ketua DPP PDIP, Said Abdullah di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, pada Selasa (19/11/2024).
Ketua DPP PDIP bidang Ideologi dan Kaderisasi, Djarot Saiful Hidayat, pun telah mengonfirmasi pemecatan tersebut.
"Benar yang bersangkutan sudah dipecat dari partai. Yang bersangkutan melanggar kode etik disiplin dan ADART partai," kata Djarot pada Sabtu (30/11/2024).
Surat pemecatan ditetapkan pada Kamis (28/11/2024) dan ditandatangani oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri serta Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto.
Dukungan ke RK-Suswono
Alasan kedua, dukungan Effendi Simbolon kepada Ridwan Kamil menjadi sorotan setelah ia hadir di acara deklarasi dukungan di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Senin (18/11/2024).
Dalam pertemuan tersebut, Effendi menyampaikan 7.000 dukungan dari masyarakat Batak kepada Ridwan Kamil dan Suswono.
Ridwan Kamil juga menekankan pentingnya Pilkada Jakarta sebagai ajang rekonsiliasi.
"Di belakang saya ada Pak Effendi Simbolon, mendeklarasikan 7.000 dukungan. Kita semua tahu dari partai mana beliau," tutur Ridwan Kamil.
Peristiwa ini menandai perubahan signifikan dalam dinamika politik menjelang Pilkada Jakarta 2024, di mana dukungan terhadap Ridwan Kamil semakin menguat, sementara PDIP berusaha menjaga integritas partai dengan menegakkan sanksi terhadap kader yang melanggar.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul KIM Plus Tak Khawatir Pramono-Rano Temui Anies, Bersyukur FPI Putuskan Dukung RK-Suswono
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Fersianus Waku)(TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra)(Kompas.com)