Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menangis di Pusara Ayahnya, Preliyan si Bocah Yatim Kini Bisa Tersenyum

Preliyan, bocah yatim asal Pesawaran Lampung viral menangis di makam ayahnya. Ia kini sudah kumpul lagi bersama ibunya.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Menangis di Pusara Ayahnya, Preliyan si Bocah Yatim Kini Bisa Tersenyum
IG Kita Bisa/IG Fadli_Respek
Preliyan dipangku Fadli atau Anggi Fadli Fani, founder Respek Peduli Lampung. Preliyan adalah bocah yatim yang terekam menangis di pusaran ayahnya karena rindu ibu dan sedih dagangan yang dijualnya tidak laku di Bandar Lampung. 

"Belum lama ini saya dapat laporan dari netizen yang kebetulan melihat Preliyan sedang jualan. Saya telpon langsung Sandi, ternyata benar," kata Fadli.

Beberapa waktu kemudian, Fadli bersama tim Respek Peduli Lampung menyambangi Preliyan di Pesawaran.

Mereka bertemu, dan Fadli lantas menanyakan apa saja keinginan Preliyan. Tak lupa Fadli membawakan tas dan sepatu, untuk mengganti sepatu Preliyan yang sudah bolong.

"Kami berikan sepatu, tas, telepon pintar dan lain-lain. Nah, di situ tapi kok sepertinya masih ada yang diinginkan,” kata Fadli.

“Saya sampe tiga kali nanya jawabannya pingin ketemu ibu, pingin ketemu ibu, pingin ketemu ibu," ungkap Fadli.

Langsung Fadli dan tim membantu mewujudkan keinginan Preliyan. Mereka membawa Preliyan dan Sandi ke Bogor untuk bertemu ibunya.

"Akhirnya 2 Maret kita berangkat ke Bogor, dan hari berikutnya kita pertemukan Preliyan, Sandi, dan ibunya," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Boyong ke Lampung

Di pertemuan itu akhirnya Fadli juga menyampaikan siap membantu keluarga Preliyan, memboyong dan membantu perawatan dan pengobatan ibu Preliyan.

Sandi dan Preliyan pun juga sepakat, dan ingin merawat langsung ibunya.

"Khususnya Sandi, punya keinginan bersama ibunya dan ingin merawatnya. Maka kami putuskan kami rawat dan berikan pengobatan di rumah singgah," ujarnya.

Upaya lain yang dilakukan Fadli dan Respek Peduli Lampung, mereka akan membantu pembangunan rumah keluarga itu di Pesawaran. Termasuk membantu menebus gadai sertifikat tanah mereka.


"Ini upaya kita, mungkin dulu punya impian bangun rumah tapi belum terlaksana, maka kita wujudkan dan mudah-mudahan bisa jadi obat untuk memulihkan mentalnya," kata Fadli.

"Kemudian Priliyan juga harus tetap sekolah, Sandi kita minta berhenti kerja untuk ngurus ibunya. Di luar itu kita juga  minta dia untuk latihan editing content creator, dan kita minta dia ambil paket C," lanjut Fadli.(Tribunnews.com/Tribunlampung.co.id/Kiki Adipratama)

ARTIKEL INI SUDAH TAYANG Di : 

Baca Selanjutnya: Bocah penjual kue nangis di makam ayah karena dagangan tak laku akhirnya ketemu ibu

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas