Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menangis di Pusara Ayahnya, Preliyan si Bocah Yatim Kini Bisa Tersenyum

Preliyan, bocah yatim asal Pesawaran Lampung viral menangis di makam ayahnya. Ia kini sudah kumpul lagi bersama ibunya.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Menangis di Pusara Ayahnya, Preliyan si Bocah Yatim Kini Bisa Tersenyum
IG Kita Bisa/IG Fadli_Respek
Preliyan dipangku Fadli atau Anggi Fadli Fani, founder Respek Peduli Lampung. Preliyan adalah bocah yatim yang terekam menangis di pusaran ayahnya karena rindu ibu dan sedih dagangan yang dijualnya tidak laku di Bandar Lampung. 

Komunitas kemanusiaan itu kini membantu perawatan, pengobatan, dan menolong kehidupan keluarga Preliyan.

Senyum Preliyan merekah setelah dipertemukan ibunya. “Seneng,” jawab Preliyan saat ditanya perasaan sudah bertemu ibunya. “Terima kasih orang baik,” lanjut Preliyan sembari tersenyum.

Video pendek rekaman kegembiraan Preliyan itu diunggah akun IG Kita Bisa dan Fadli_Respek, Senin (6/3/2023).

Dari cerita Fadli dan Sandi yang ditemui di kantor Respek Peduli Lampung di Kawasan Bumi Waras Bandar Lampung, ayah Prelyan dan Sandi meninggal dua tahun lalu karena sakit.

Setelah itu ibunya dibawa pulang ke rumah orang tuanya di Bogor karena juga jatuh sakit. Kondisinya kini menurut Fadlli masih memprihatinkan.

Ayah kedua anak itu diketahui mulai sakit sejak 2017. Komunitas Respek Peduli Lampung juga pernah membantu perawatan ayah Preliyan, hingga akhir hayatnya.

Beratnya penyakit yang diderita ayah Preliyan memaksa istrinya jungkir balik mencari tambahan biaya pengobatan.

Berita Rekomendasi

Harta benda keluarga dijual, habis tak bersisa. Sertifikat tanah yang mereka miliki di Pesawaran ikut digadaikan.

Sebelum sakit, kehidupan keluarga Preliyan masih normal selayaknya warga desa. Namun berbalik drastis setelah sang ayah terkena tumor ginjal.

Sandi terpaksa putus sekolah di kelas 1 SMK, karena mesti jungkir balik membantu ibunya, yang kondisinya juga kurang beruntung.

Sandi kerja serabutan, dan kadang jadi kuli bangunan untuk biaya pengobatan ayahnya serta pendidikan adiknya, Preliyan.

"Bapak awal sakit 2017 tapi belum separah itu, 2020 bapak udah semakin parah. Terus akhirnya aku putus sekolah fokus kerja bantu biaya bapak," kata Sandi kepada jurnalis Tribun Lampung Tribun Network di Rumah Singgah Respek Peduli Lampung, Selasa (7/3/2023).


Sandi mengaku tak tahu harus bagaimana. Dia hanya fokus untuk merawat ayahnya.

Namun, takdir berkata lain. Ayahnya meninggal dunia setelah delapan (8) bulan menjalani perawatan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas