Umur 16 Tahun Ipin Harus Rawat Ibu ODGJ dan Tiga Adiknya yang Kanak-kanak
Syafirin Rohman alias Ipin, remaja asal Bangkalan, Madura berusia 16 tahun, berjuang merawat ibunya yang ODGJ dan tiga adiknya yang masih kanak-kanak.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Berkat inisiatif Kulsum, simpati dan bantuan kemanusiaan datang, termasuk dermawan teman-teman Kulsum di Malaysia dan Arab Saudi.
Mensos Risma Triharini saat datang Bersama rombongan tim Kemensos, menyerahkan bantuan pakaian kepada Mesda.
Risma juga memberikan bantuan perlengkapan sehari-hari seperti bantal kasur, mainan anak-anak, pampers, sejumlah uang, hingga perlengkapan sekolah.
Risma juga memerintahkan Dinas Sosial Kabupaten Bangkalan mendaftar keluarga Ipin agar masuk di di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Sementara Mesda dibantu menjalani pengobatan lebih lanjut ke psikiater atau rumah sakit jiwa di Surabaya.
Risma ingin memastikan pula kelangsungan pendidikan Ipin serta Sabil. Meski telat, Sabil kini sudah bergabung ke SDN di Longkek, di usia 11 tahun.
“Seharusnya Sabil sudah usia kelas IV, namun sementara ini belum kami masukkan ke data. Biar bersosialisasi terlebih dahulu dengan teman-temannya. Nanti ketika ajaran baru, kami akan masukkan ke kelas III atau kelas IV,” kata Kulsum.
Mulai Senin (6/3/2023), Sabil bergabug teman-temannya di seolah. Ia mengenakan seragam baru, dan memulai kegiatan ikut senam pagi bersama.
Di hari pertama, para guru terkejut Sabil ternyata sudah pandai menulis dan membaca. Ipin, sang kakak, di rumah membimbing adiknya itu belajar membaca dan menulis tanpa sekolah.
“Belum pernah (sekolah) sama sekali tetapi sudah pintar dan lancar baca tulis, katanya diajari kakak Ipin,” ungkap Kulsum kepada jurnalis Tribun Madura Tribun Network.
Kulsum yang juga guru Ipin, menangkap tekad kuat dalam diri Sabil untuk bersekolah.
Hal itu diketahui ketika Kulsum menawari Sabil bersekolah di UPTD SDN Longkek I, tempat Ipin dulu mengenyam pendidikan sekolah dasar.
“(Sabil) anaknya memang ngebet mau sekolah. Saya sempat menawarkan, mau ke pondok atau sekolah? Ternyata Sabil bilang mau sekolah sama saya,” ujar Kulsum.
“Banyak juga temannya dari kampungnya, mereka jalan bareng ke sekolah. Alhamdulillah Sabil sudah bisa langsung membaur, tidak canggung,” jelas Kulsum.(Tribunnews.com/TribunMadura.com/Surya/TribunJatim.com/Ahmad Faisol)
ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI ;
Baca Selanjutnya: Bocah viral di bangkalan rawat adik dan ibu akhirnya sekolah di usia tahun begini kisahnya