Masjid Tertua di Bengkulu Tengah Ini Tak Terurus Hampir Ambruk
Masjid Al Ikhlas di Desa Padang Betuah Kabupaten Bengkulu Tengah yang bersejarah kini tak terurus nyaris ambruk.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, BENGKULU TENGAH - “Terakhir (masjid) dipakai itu sekitar 2020, itu juga hanya untuk ibu-ibu pengajian seminggu sekali,” kata Purnawarman, Kepala Desa Padang Betuah, Bengkulu Tengah, Sabtu (1/4/2023).
Purnawarman menceritakan nasib mengenaskan masjid yang konon tertua di Bengkulu Tengah. Masjid itu konon dibanguna antara 1823 atau 1901.
Masjid Al-Ikhlas yang tertua di Bengkulu Tengah terletak di di Desa Padang Betuah, dibangun pada 1901 oleh H Mansyur, warga asal Sumatera Barat.
Namun sumber lain menyebutkan masjid tersebut didirikan pada 1823. Hingga kini, masjid tersebut masih berdiri kokoh namun kondisinya sudah ditinggalkan dan tak terawat.
Sebagian besar atapnya sudah terlepas dan sebagian lagi bocor. Akibat atap yang bocor, plafon yang terbuat dari kayu pun menjadi lapuk dan hampir ambruk
Tiang-tiang yang konon katanya belum pernah diganti itu pun kini sudah terlihat dimakan rayap dan tak lagi kokoh.
Air untuk mengambil wudhu dan keperluan di kamar mandi pun mengandalkan tadah hujan sebab pompa air yang juga sudah tua sekarang tak bisa digunakan lagi.
Pencahayaan satu-satunya berasal dari sinar matahari, meski ada aliran listrik, hanya saja tak satu pun bohlam terpasang di Masjid tersebut.
“Terakhir dipakai itu sekitar tahun 2020, itu juga hanya untuk ibu-ibu pengajian seminggu sekali, tapi karena atap yang bocor, tak lagi ada aktivitas di masjid tersebut," ujar Kepala Desa Padang Betuah, Purnawarman.
Padahal, Masjid tersebut sejak 2019 lalu sudah masuk dalam daftar cagar budaya nasional dan masuk cagar budaya Provinsi Bengkulu sejak 2014.
"Sejak 2019 lalu, saya dapat kabar dari Camat katanya sudah masuk sebagai cagar budaya nasional, dan direncanakan akan melakukan pertemuan dengan balai cagar budaya pada 2020,” lanjut Purnawarman,
“Namun karena pandemi Covid-19 jadi pertemuan tadi dibatalkan. Hingga saat ini tidak ada lagi informasi dari pihak cagar budaya itu," katanya.
Karena berstatus sebagai cagar budaya, sehingga sangat sulit untuk melakukan perbaikan sesuai dengan aturan yang ada.
"Saya tidak punya kontak untuk menghubungi pihak cagar budaya, saya coba ajukan perbaikan lewat Pemkab Bengkulu Tengah juga belum ada tanggapan hingga saat ini," ungkap Purnawarman.
Karena telah menyerah mengharapkan bantuan perbaikan dari pihak Balai Cagar Budaya maupun Pemkab Bengkulu Tengah, dalam waktu dekat Purnawarman akan melakukan perbaikan secara swadaya.
"Terlepas aturan seperti apa, ini tanggungjawab kami untuk menghidupkan kembali masjid ini, jadi sudah lebaran nanti saya akan membentuk pengurus masjid dan mengusahakan masjid ini bisa digunakan lagi," kata Purnawarman.(Tribunnews.com/TribunBengkulu/Suryadi Jaya)
ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI ;
Baca Selanjutnya: Berusia ratusan tahun masjid tertua di bengkulu kini ditinggalkan dan tak terawat