Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Yunika Fernandes Kembangkan Sulam dan Tenun Songket Khas Agam Sumbar

Yunika Fernandes mengembangkan kerajinan sulam dan tenun songket khas Agam dan kini memiliki pasar luas lewat media sosial.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Yunika Fernandes Kembangkan Sulam dan Tenun Songket Khas Agam Sumbar
TRIBUN PADANG/PANJI RAHMAAT
Seorang pengrajin tenun songket Agam milik Yunika Fernades tengah bekerja menyelesaikan tenunan menggunakan alat tenun bukan mesin. 

TRIBUNNEWS.COM, AGAM - Yunika Fernandes menjadi satu di antara contoh perempuan mandiri yang punya tekad mengembangkan kerajinan tenun dan sulam khas Agam, Sumatera Barat.

Pilihan itu ia ambil saat masih bekerja di sebuah rumah sakit di Riau pada 2018.

Awalnya ia memilih berhenti jadi karyawan karena ingin lebih dekat dengan keluarga untuk membesarkan dua buah hatinya.

Setelah berhenti, ia mulai memikirkan usaha yang bisa membuatnya lebih dekat dengan anak.

Pada proses ini, perempuan yang lahir dan besar di Balai Gurah, IV Koto Agam, Kabupaten Agam Sumatera Barat, teringat akan usaha keluarganya yaitu sulaman dan bordir.

Usaha kerajinan Sulaman memang sangat terkenal di IV Koto Agam termasuk di tempatnya tinggal.

Melihat hal itu ia menjatuhkan pilihan untuk melanjutkan usaha tersebut di tahun 2019.

Berita Rekomendasi

"Saya melihat peluangnya sangat besar di kerajinan ini (Sulaman, Bordir, tenun dan songket) sehingga saya putuskan terjun," terangnya saat ditemui di galerinya di jalan Bukittinggi - Payakumbuh Km 10 Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Kamis (29/6/2023).

Yunika Fernades dari Kabupaten Agam
Yunika Fernandes dan tenun songket yang diproduksinya. Yunika berasal dari Kabupaten Agam Sumatera Barat.

Ibu dua anak itu coba memberi sentuhan khas pada sulaman tersebut dan memasarkannya melalui media sosial.

Seiring waktu, ia mulai melirik songket dan baru melakukan pengembangan pada tenun sekira tahun 2021.

Di kerajinan tenun ia melihat banyak hal, melalui informasi yang ia peroleh dulunya Kabupaten Agam merupakan sentra tenun, tapi tidak ada catatan sejarahnya dan penggiatnya hingga sekarang.

"Saya bertekad untuk mengembalikan sentra tenun itu, semoga bisa jadi kenyataan," terang  perempuan berusia 31 tahun itu.

Agar tekad itu terwujud ia mulai memantapkan diri jadi pengrajin tenun. Ika (sapaan akrabnya) mulai perlahan belajar menenun.

Akhirnya sekarang ia sudah bisa menenun, bahkan ia mengklaim hasil tenunannya jauh lebih baik dari para penenun sebelumnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Padang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas